News  

Kartu Kuning! UNESCO Ancam Cabut Status Global Geopark Danau Toba, Ini Alasannya

Status Global Geopark UNESCO yang disandang Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut) terancam dicabut. Hal Itu karena UNESCO memberikan kartu kuning ke Kaldera Toba.

 

Kartu kuning itu diberikan oleh UNESCO usai melangsungkan rapat di Maroko pada 4 dan 5 September 2023 lalu.

 

UNESCO Global Geopark adalah sebuah wilayah geografis di mana situs dan lanskap yang menjadi aset geologis internasional dikelola dengan konsep konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat secara terpadu. Dengan konsep ini, sebuah taman bumi yang mendapat pengakuan UNESCO akan dikembangkan dengan pendekatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan komunitas lokal.

 

Kartu kuning ini merupakan peringatan yang diberikan ketika UNESCO menilai badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan. Jadi, Kaldera Toba diminta untuk segera membenahi kawasannya. Jika tidak, maka ini akan mengancam status Kaldera Toba saat validasi geopark pada 2 tahun mendatang.

Ilustrasi destinasi wisata Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Ilustrasi destinasi wisata Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata

Sementara Danau Toba sudah berstatus Global Geopark UNESCO sejak 2020 silam dan statusnya selalu direvalidasi tiap 4 tahun.

Lantas, apa yang dilakukan bila kena kartu kuning UNESCO?

Direktur Badan Otorita Danau Toba (BPODT), Jimmy Bernando Panjaitan, mengatakan kartu kuning yang diberikan UNESCO itu merupakan sebuah teguran yang berarti. Pihaknya pun langsung merespons dan akan segera men-support pembenahan di Danau Toba.

Jimmy mengatakan, BPODT tak punya otoritas untuk menangani terkait Global Geopark. Tapi, cuma bisa membantu memberikan dukungan pembenahan.

Kapal wisata melintas di Danau Toba, Sumatera Utara. Foto: AFP/GOH CHAI HIN
Kapal wisata melintas di Danau Toba, Sumatera Utara. Foto: AFP/GOH CHAI HIN

“Ini teguran bagi kita semua dan dalam hal ini kami tentu mencoba semaksimal mungkin nanti men-support,” kata Jimmy pada Kamis (21/9).

“Dalam waktu dekat ini konkritnya bahwa Pemprov Sumut mencari SDM yang muda, masih bisa lincah dan kalau bisa orang di sekitar situ, jadi bisa langsung info kesehariannya di Danau Toba, mudah-mudahan cepat dilaksanakan,” jelasnya.

Menurut Jimmy, Kaldera Toba hanya perlu berbenah secara sederhana. Artinya, mengikuti permintaan dan standar dari UNESCO saja.

“Sign (papan informasi) buat mereka sangat berarti, sulit ditemukan, ada, tapi sulit, kami komit, ya ikut saja, nanti kami mau perbanyak sign. Kemudian nanti dipaparin kami pakai logo, sesederhana itu, buat mereka ikutin aja pedoman itu, paling sederhana ikuti aja,” tegasnya.

Ilustrasi UNESCO. Foto: Bumble Dee/Shutterstock

Ilustrasi UNESCO. Foto: Bumble Dee/Shutterstock

Kartu Kuning Tak Ganggu Pariwisata

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Sumut, Zumri Sulthony, mengatakan kartu kuning yang diterima Kaldera Toba tidak akan mengganggu pariwisata Danau Toba.

 

“Saya pikir kartu kuning itu tidak berpengaruh,” kata Zumri dikutip dari Antara.

 

Meski begitu, pria yang juga Ketua Umum Badan Pengelola Toba Kaldera UNESCO Global Geopark itu memastikan pihaknya bakal segera melakukan pembenahan dan perbaikan.

Sistem Kartu di UNESCO

Untuk memastikan kualitas geopark global, UNESCO melakukan validasi secara menyeluruh setiap empat tahun sekali. Ini untuk memeriksa seluruh fungsi dan kualitas geopark.

Sementara itu, geopark yang akan divalidasi juga sudah harus mempersiapkan ringkasan soal geopark yang bakal diserahkan ke UNESCO.

Nah, UNESCO kemudian turun ke lapangan untuk menyesuaikan laporan. Nanti, hasilnya akan dibagi menjadi tiga, yakni kartu hijau, kuning, dan merah.

Kartu hijau: Memenuhi kriteria. Artinya, kawasan tersebut bakal terus menjadi Geopark Global UNESCO untuk periode 4 tahun mendatang.

Kartu kuning: Tidak memenuhi kriteria, namun akan diberitahukan untuk mengambil langkah yang tepat dalam jangka waktu 2 tahun.

Kartu merah: Tidak memenuhi kriteria usai 2 tahun diberi kartu kuning dan kehilangan status Global Geopark UNESCO.(Sumber)