Golkar salah satu partai tua yang sudah malang melintang di perpolitikan Indonesia. Namun siapa sangka, partai dengan jas kuning itu rupanya disebut dapat kutukan.
Kutukan tersebut dianggap membuat Golkar tak bakal punya presiden dari partainya setelah lengsernya Soeharto. Hal ini dinyatakan sendiri oleh politikus senior Golkar Ridwan Hisjam.
“Ada yang menarik ini, ada yang nganggap Ridwan yang dibicarakan gila karena ini menyangkut percaya tidak percaya jadi Golkar ini dapat kutukan, jadi jangan bicara presiden lah,” ujar Ridwan dalam tayangan di kanal YouTube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia.
“Nah saya bilang ini fakta bahwa sejak Soeharto turun tidak akan ada presiden dari Golkar, sampai hari ini. Jadi jangan mimpi,” imbuhnya.
Ridwan menyebutkan bahwa setelah Soeharto, belum ada presiden dari Golkar. Bahkan ketika mencalonkan diri jadi wapres pun sulit untuk terealisasi.
Bemula saat Gus Dur menginginkan Akbar Tanjung jadi wapresnya namun berujung urung dan digantikan Megawati dari PDIP.
“Saya dibawa Bang Akbar yang bertemu Gus Dur di Hotel Mulia, di dalam kamar itu ada Alwi Shihab, Slamet Effendi Yusuf, ada satu lagi perempuan wartawan, Gus Dur sudah bilang, bang tadi malam kita ketemu kyai memutuskan saya presiden dan wakil saya Bang Akabr jangan mundur ya,” kenang Riddwan.
Namun saat pemilihan wakil presiden tiba-tiba Akbar Tanjung mengundurkan diri dan mempersilahkan Megawati jadi wapres.
“Setelah itu pendafataran wakil presiden Bang Akbar maju, Bang Akbar ambil mic mengundurkan diri memberikan pada Ibu Mega, bilang apa kata dunia PDIP menang pemilu tapi tak jadi presiden atau wakil presiden, kutukan berjalan,” ungkap Ridwan.
“Kutukan tadi kan berjalan itu, abis gitu Bu Mega naik presiden, pemilihan lagi Hamzah Haz lawan Akbar Tanjung, Hamzah haz menang [jadi wapres]? kutukan jalan lagi,” imbuhnya.
Tak sampai di situ pada tahun 2004 Wiranto dari Golkar yang kala itu mantan Panglima TNI kalah dengan SBY.
“SBY sama JK [Jusuf Kalla] dibawa oleh PBB, kalah kita,” kata Ridwan.
Menjadi wapres, JK kemudian dijadikan Ketum Golkar agar bisa diusung sebagai presiden. Majulah JK di 2009 berpasangan dengan Wiranto, namun kalah juga dari SBY-Budiono.
Setelah itu di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie, Golkar tak mengajukan capres cawapres. Namun partai tersebut mendukung Prabowo-Hatta pada 2014.
Calon yang didukung Golkar kalah dengan Jokowi-JK, sayangnya JK bukan dicalonkan sebagai wapres oleh Golkar namun oleh NasDem.
“Jadi tidak pernah calonnya Golkar itu menang,” tandasnya.(Sumber)