News  

Apa Hebatnya Gibran di Mata Partai Golkar?

Rekam jejak ayah Gibran, Jokowi alias Joko Widodo menuai banyak kontroversi. Ketidakjelasan keturunan hingga gelar akademik yang ia sandang. Ketika menjadi Walikota Solo, Jokowi bergelar doktorandus atau Drs. Sekarang bergelar Insinyur (Ir). Sampai hari ini gugatan keaslian ijazah Jokowi masih bergulir di Pengadilan.

Jokowi juga tak pernah tuntas dalam mengemban amanah rakyat. Walikota Surakarta Jokowi emban hanya 7 tahun. Sejak tanggal 28 Juli 2005 hingga 1 Oktober 2012. Seharusnya berakhir 2015.

Gubernur Jakarta hanya Jokowi emban selama 2 tahun. Mulai 15 Oktober 2012 hingga 16 Oktober 2014. Saat ini Jokowi memasuki tahun ke-10 menjadi Presiden. Wallahua’lam apakah Jokowi akan berakhir sesuai konstitusi, 20 Oktober 2024 atau dipaksa mundur oleh PDIP sebelum Oktober 2024.

Walaupun Jokowi amat ingin memperpanjang masa jabatan presiden hingga tiga periode. Lagi-lagi ditolak mentah-mentah oleh PDIP. Aturan ini mentok. Disorongkanlah Gibran Rakabuming Raka melalui konspirasi politik dan hukum dengan melibatkan beberapa partai politik dan Mahkamah Konstitusi yang dipimpin adik ipar Jokowi. KKN era Jokowi makin menggeliat.

Kebiasaan Jokowi tak tuntas mengemban amanah rakyat kini diikuti anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Gibran yang baru berusia 36 tahun ini dicalonkan oleh Partai Golkar sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi bakal calon presiden Prabowo Subianto. Duet tua-muda. Mungkin Jokowi dan kroni-kroninya menyimpan agenda rahasia terhadap pasangan Prabowo-Gibran.

Persis Jokowi. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Peribahasa ini tepat sekali menggambarkan Jokowi dan Gibran. Sifat, tingkah laku, dan kebiasaan Jokowi diikuti oleh Gibran. Copy paste anak terhadap bapaknya.

Peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya seperti tak pernah tuntas mengemban amanah rakyat. Gibran dilantik jadi Walikota Solo 26 Februari 2021. Baru 2 tahun 8 bulan menjabat walikota.

Kini, Gibran disulap Jokowi berkat bantuan sang paman sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi yang diplesetkan menjadi Mahkamah Keponakan sebagai super hero yang bisa mendobrak konstitusi untuk menjadi calon wakil presiden.

Alasan pernah jadi kepala daerah walaupun hanya menjadi kepala daerah selama 2 tahun 8 bulan. Baru setengah jalan dari masa jabatan yang harus diemban Gibran hingga 2026 atau berakhir saat pilkada serentak November 2024.

Prestasi yang menjadi alasan Gibran dicalonkan sebagai calon wakil presiden? Kita belum melihat prestasi monumental Gibran selama 2,8 tahun menjadi Walikota Solo selain mendompleng nama besar Bapaknya, Jokowi.

Apa hebatnya Gibran Rakabuming Raka seolah di Partai Golkar tidak ada lagi stock orang lebih cakap dan lebih hebat dari Gibran Rakabuming Raka? Publik cuma mengatakan, PDIP menolak wacana tiga periode dan mencalonkan Gibran Rakabuming Raka karena menyalahi konstitusi.

Partai Golkar sebagai partai politik tertua yang telah banyak menghasilkan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Ada 3 (tiga) kader Golkar yang pernah memimpin Indonesia, yaitu Presiden Soeharto yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan. Bacharuddin Jusuf Habibie dan Muhammad Jusuf Kalla.

Bahkan Presiden Soeharto pernah memimpin Indonesia lebih dari 32 tahun. Habibie dikenal dengan jiwa besar dan demokratisasi. Sedangkan JK dikenal sebagai juru damai ulung. JK berperan besar dalam perdamaian Aceh dan Poso.

Agak aneh dan mengejutkan Partai Golkar keluar dari ‘fitrah’ politik yang dikenal memiliki banyak tokoh yang lebih cakap dan lebih berprestasi dari Gibran Rakabuming Raka yang dicalonkan oleh Partai Golkar sebagai calon wakil presiden.

Selama 2 tahun menjadi Walikota Solo belum ada prestasi menonjol Gibran Rakabuming Raka untuk melangkah ke jenjang politik lebih tinggi selain sokongan politik dari Jokowi dan Mahkamah Keponakan yang dipimpin Anwar Usman yang meloloskan Gibran sebagai calon wakil presiden.

Jakarta, 9 Rabiul Tsani 1445/24 Oktober 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis