Andi Widjajanto: Perang Ideologis! Jika Ada Gangguan Pada Koridor Demokrasi, Lawan Keras!

Pilpres 2024 diwarnai nuansa perseteruan antara Presiden Jokowi dengan PDIP dan ketumnya Megawati Soekarnoputri. Ini diduga dipicu melenggangnya anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, jadi cawapres Prabowo, padahal saat itu masih kader PDIP.

Lalu apa sikap Megawati melihat kondisi ini? Apakah akan menarik semua menteri dari kabinet Jokowi?
“Yang benar-benar oleh Ibu Mega tarung, tempur, itu tentang koridor demokrasi. Itu tegas Bu Mega tempur,” ujar Andi dalam talkshow Info A1 kumparan.

Eks Kepala Staf Kepresidenan periode pertama Jokowi itu menuturkan, sejauh ini Megawati biasa saja melihat dinamika politik yang saat ini terjadi. Andi yang sudah bersama Megawati sejak 2012 menyaksikan betul anak Presiden Sukarno itu tetap tenang.

“Dari interaksi saya 2012 sampai sekarang, belum pernah saya melihat Ibu Mega setenang ini. Seajeg ini,” ungkap dia.

“Kamu tahu kan apa yang harus dilakukan. Satu sisi ini pertanyaan retorik. Ibu Mega tenang, Ibu Mega percayakan ke kami yang sudah dengan beliau bertahun-tahun untuk merancang strateginya secara reguler, bertemu meminta saran dari ibu, tapi Ibu Mega sangat tenang,” jelas dia.

Meski begitu, satu hal utama yang dipesankan Megawati kepada Andi dan jajaran TPN Ganjar-Mahfud, yakni soal menjaga koridor demokrasi. Jadi perlawanan bukan lagi orang ke orang, tapi perang ideologis.

“Dalam proses kampanye 90 hari menuju 14 Februari berhasil enggak dengan netralitas, berhasil enggak menjaga agar tidak disalahgunakan posisinya, kewenangannya, itu aja yang kami lihat. Perlawanannya itu bukan partai vs partai, orang ke orang, perlawanan memastikan tidak ada gangguan di koridor demokrasi, kalau ada gangguan perlawanan keras,” ucap dia.(Sumber)