Kento Momota: Meski Tak Lolos Olimpiade, Karier Bulutangkis Saya Tak Berakhir

Pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, mencatat pencapaian penting dalam kariernya.

Momota dari tim NTT East keluar sebagai juara pada All Japan Badminton Championships 2023.

Gelar juara didapat setelah menundukkan Koki Watanabe (BIPROGY) 21-12, 17-21, 21-11 pada laga yang berlangsung di di Musashino Forest Plaza, Tokyo, Jepang, Sabtu (30/12/2023).

Keberhasilan pebulu tangkis berusia 29 tahun tersebut menjadi juara, membuat dia resmi telah mengoleksi enam gelar di ajang ini. Sebelumnya dia meraih pada edisi 2015, 2018-2020, dan 2022.

Hasil tersebut juga semakin membuat namanya kuat dikenal sebagai tunggal putra Jepang legendaris yang sering langganan menjuarai All Japan Badminton.

Momota mengikuti jejak para tunggal putra legendaris Jepang seperti Kenichi Tago (6 kali), Kinji Zeniya (6), Ippei Kojima (7).

“Pada gim pertama, saya pikir lawan saya pasti akan menyerang, jadi saya berusaha melakukannya dengan baik untuk melewatinya,” kata Momota dilansir dari Badminton Spirit.

“Namun kecepatannya sulit dikejar. Namun setelah saya unggul di pertengahan gim, saya bisa bermain dengan nyaman. Jadi saya bisa memenangi gim pertama dengan lancar.”

“Pada gim kedua, saya memimpin 4-1, namun keinginan untuk menang membuat saya terlalu serius, sehingga berujung pada pertandingan yang sulit, dan itulah yang kami renungkan hari ini.”

“Pada gim terakhir, saya pikir pemenangnya bukan berdasarkan teknik, tetapi determinasi, jadi menurut saya alasan kemenangan kami adalah karena kami bermain dengan tekad kuatuntuk mengembalikan bola ke lapangan lawan.”

Mantan tunggal putra nomor satu dunia itu mengakui bahwa saat dia menginjakan kaki di lapangan pada babak final, dia tidak berniat untuk kalah.

“Jika saya mempunyai keinginan yang terlalu kuat untuk menang, saya cenderung mempunyai cara pandang yang sempit dan menjadi overpower,” aku Momota.

“Akhir-akhir ini, saya mencoba untuk bersenang-senang tanpa terlalu memikirkan ide-ide saya sendiri dan bagaimana saya bisa mewujudkan apa yang saya lakukan saat berlatih.”

“Saya rasa saya mampu menunjukkan sisi fisik saya dan kemampuan saya untuk gigih dan ulet sebanyak mungkin tanpa membuat kesalahan.”

Momota mendapat keuntungan karena tidak perlu berlaga untuk mendapat tiket final karena lawannya pada semifinal, Kodai Naraoka memilih mundur karena kondisi fisiknya tidak fit.

“Kemarin, ketika saya mendengar Kodai menarik diri saat saya sedang mengupload video, pasti ada bagian dari diri saya yang berpikir, ‘Apakah ini tidak mungkin?'” ujar Momota.

“Saya bisa berlatih dengan baik bersama pelatih dan rekan satu tim saya. Saya yakin jika saya bisa memenangkan pertandingan di luar negeri, saya mungkin akan menang suatu hari nanti, jadi saya menantikan momen itu.”

“Ini adalah panggung yang selalu saya impikan. Saya pribadi percaya bahwa ini adalah turnamen penting yang akan menentukan jagoan Jepang.”

“Jadi saya rasa saya memiliki hasrat yang lebih kuat untuk turnamen ini secara keseluruhan dibandingkan pemain lain. Saya pikir aspek diri saya ini tercermin dalam perasaan saya di lapangan.”

“Saya sangat senang bisa meraih kemenangan hari ini, dan senang sekali menerima begitu banyak dukungan.”

Momota sempat khawatir dengan kondisi fisiknya jelang tampil pada All Japan Badminton Championships 2023.

“Saya mulai merasa sedikit khawatir selama latihan tim sekitar dua hari sebelum turnamen dimulai dan para pelatih sangat memperhatikan saya,” ucap Momota.

“Perlahan-lahan kondisi menjadi lebih baik, tetapi di pertengahan babak kedua punggung saya mulai sedikit sakit dan sejak saat itu saya mulai bermain lebih lambat.”

“Tetapi, saya tidak ingin melakukan hal yang tidak perlu. Saya pikir saya bisa bertanding dengan sangat hati-hati. Meski saya tidak bisa berpartisipasi pada Olimpiade, karier saya tidak akan berakhir,” ujar Momota.

Momota saat ini berada di posisi ke-51 dalam race to Olimpiade Paris 2024.

Dia sebenarnya bisa tampil pada Olimpiade Rio 2016, tetapi skandal judi membuat dia terkena sanksi tidak boleh berkompetisi selama 1 tahun.

Momota lalu lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Namun, dia tersingkir pada fase grup.(Sumber)