Media Inggris ‘The Economist’ Rilis Survei Pilpres 2024 Terbaru: Anies 21%, Prabowo 50%, Ganjar 23%

Media asal Inggris The Economist baru-baru ini mengeluarkan hasil survei tiga calon presiden Indonesia yang maju dalam Pemilu 2024. The Economist menyebut, pada 14 Februari 2024 negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini akan mengadakan pemungutan suara untuk memilih penerus Presiden Joko Widodo.

“Jokowi akan menyelesaikan masa jabatannya sebagai presiden setelah menjabat dua periode,” dikutip dari laman economist.com, Rabu (24/1/2024).

Lantas, siapa kandidat yang sejauh ini unggul dalam survei pilpres 2024 versi The Economist per-16 Januari 2024? Berikut ini hasilnya:

  • Prabowo Subianto: 50 persen
  • Ganjar Pranowo: 23 persen
  • Anies Baswedan: 21 persen

The Economist juga memaparkan hasil survei yang mereka himpun sejak Januari 2023. Lewat grafik yang ditampilkan, Prabowo Subianto menunjukkan trend kenaikan sejak awal 2023.

Mulai dari poin 21 persen pada Januari 2023 menjadi 50 persen pada Januari 2024.

Sementara itu, Ganjar Pranowo tercatat punya awalan yang baik (Januari 2023) dengan poin 37 persen, namun turun ke poin 23 persen pada Januari 2024.

Anies Baswedan menurut laporan The Economist tetap terjaga di poin 20-an persen, dan sempat turun ke poin 17 persen pada September 2023, sebelum akhirnya kembali ke angka 21 persen (Januari 2024).


Profil Kandidat Presiden Indonesia

Tak hanya mempublikasi hasil survei, The Economist juga memaparkan profil secara singkat ketiga calon presiden RI.

1. Prabowo Subianto (Koalisi Indonesia Maju)

Prabowo Subianto adalah seorang mantan komandan pasukan khusus RI berusia 72 tahun yang pernah menikah dengan putri Suharto, mendiang diktator Indonesia.

Prabowo Subianto dalam kampanyenya berjanji menjaga warisan pembangunan Jokowi. Prabowo tidak hanya menganut paham “Jokowinomics” — yakni pembangunan berbasis infrastruktur — tetapi juga memilih putra Jokowi yang berusia 36 tahun Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presidennya.

The Economist juga menyinggung Mahkamah Konstitusi Indonesia yang ketua hakimnya adalah saudara ipar Jokowi, sempat membuat pengecualian terhadap aturan yang mengizinkan kandidat berusia di bawah 40 tahun untuk bisa mencalonkan diri dalam kontestasi Pilpres.

Prabowo yang sebelumnya dikenal memiliki sifat meledak-ledak kini dikenal dengan imej gemoy dan penyayang kucing.


2. Anies Baswedan (Koalisi Perubahan)

Anies Baswedan (54) adalah mantan rektor Universitas Paramadina Jakarta, mantan menteri pendidikan RI dan gubernur DKI Jakarta.

Berasal dari keluarga aktivis dan politisi, ia sempat belajar di Amerika Serikat dan mengembangkan pandangan progresif.

Di Jakarta, ia memperkuat pertahanan terhadap banjir, menyediakan makanan sekolah bagi anak-anak kurang mampu, dan merespons COVID-19.

Namun, saat berkampanye untuk gubernur, The Economist menyebut bahwa sosok ini ia menerapkan politik identitas yang buruk terhadap petahana yang beretnis Tionghoa dan Kristen.

Banyak pendukung awal Anies meragukan pesan inklusifnya. Meskipun perolehan suaranya bagus di Jakarta, Anies bergantung pada partai-partai pendukung lainnya untuk mendapatkan suara untuknya di Jawa Timur dan sekitarnya.


3. Ganjar Pranowo (Aliansi PDI-P)

Ganjar Pranowo (55) adalah gubernur provinsi Jawa Tengah. Kini, ia bergantung pada dukungan dari PDI-P dan Ketumnya Megawati Sukarnoputri, anak dari pendiri bangsa Indonesia sekaligus mantan presiden RI.

Sebagai seorang teknokrat yang dikenal ramah, Ganjar menggantungkan harapan keberhasilannya pada kampanye akar rumput yang dilakukan secara aktif.

Ia mendeklarasikan pencalonannya di Papua (wilayah timur Indonesia) dengan melakukan pendekatan kampanye blusukan ala Jokowi.

Ganjar memilih Menteri Koordinator Keamanan Presiden Jokowi, Mahfud MD, sebagai calon wakil presidennya. Ganjar menekankan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif dan berjanji untuk meningkatkan keamanan wilayah Indonesia.(Sumber)