Kecewa Gagal Terpilih, Caleg DPRD Cilegon Dari PKS Putus Saluran Air Bersih Untuk Warga

Warga Kampung Cisuru, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Cilegon, Banten, terpaksa harus mengambil air bersih sejauh 2 kilometer usai saluran air yang biasa digunakan diputus oleh pemilik pompa air.

Pemilik pompa air itu adalah caleg DPRD Kota Cilegon dari PKS bernama Sumedi Madasik. Dia diduga kecewa lantaran hasil suara di daerah itu tidak sesuai dengan ekspektasi.

Salah seorang warga, Misnawati (35), mengatakan pemutusan aliran air bersih oleh Madasik itu terjadi setelah 4 hari penghitungan suara atau pada tanggal 18 Februari 2024 lalu.

Alhasil, warga terpaksa harus pergi ke sumber mata air yang berada sejauh 2 kilometer dari pemukiman menggunakan galon dan kompan untuk kemudian dikumpulkan di dalam sebuah drum yang ada di rumah masing-masing warga.

“Air ini diputus tanggal 18 Februari 2024, 4 hari setelah penghitungan suara. Semenjak itu kami dan keluarga lain ya harus mengambil air di sumber mata air, itu sejauh 2 kilometer,” ucap Misnawati, Selasa (12/3).

Kata Misnawati, warga sempat memohon langsung kepada Madasik untuk kembali mengalirkan air ke rumah-rumah warga. Namun tak pernah digubris.

“Sudah musyawarah namun buntu, tidak ada solusi, Pak Sumedi tetap keukeuh (memutus aliran air),” ujarnya.

Misnawati menerangkan, kondisi kampungnya yang berada di dataran tinggi memang menyulitkan warga untuk bisa mendapatkan air bersih, sehingga tak jarang harus turun ke sumber mata air untuk mengambil secara langsung.

Misnawati bercerita, pada tahun 2019 warga juga sempat meminta bantuan ke Sumedi Madasik yang saat itu belum menjadi caleg untuk mau mengaliri air ke pemukiman warga di Kampung Cisuru dengan kesepakatan setiap rumah membayar Rp5.000 per kubikasi.

“Kondisi kampung kami di dataran tinggi, jadi kami agak kesulitan (mendapat air bersih. Terlebih kalau musim kemarau, kami harus mencari air ke landoh (bawah), itu hampir 4 sampai 5 kilometer jauhnya untuk mendapat air bersih, tak jarang itu pun sering rebutan,” ungkapnya.

“Tahun 2019 kami minta bantuan ke Pak Sumedi agar sumur pompanya dialiri ke kampung kami. Dan Pak Sumedi setuju dengan kesepakatan warga membayar Rp5.000 per kubikasi, dan warga pun setuju. Namun tahun ini Pak Sumedi nyaleg dari PKS, dan di TPS kami itu suaranya tidak sesuai harapannya, makanya aliran air dari pompa miliknya diputus,” lanjut Misnawati.

Untuk itu, ia pun berharap pemerintah dan pihak industri mau turun tangan membantu penderitaan warga Kampung Cisuru sehingga persoalan air bersih bisa segera teratasi.

“Saya berharap ke pemerintah, ke industri khususnya PT Indonesia Power untuk memperhatikan kami, membantu kami dengan membuatkan pompa air bersih di kampung kami,” tandasnya.

Diketahui berdasarkan D hasil penghitungan suara di Kecamatan Pulomerak, caleg DPRD Kota Cilegon dari PKS Sumedi Madasik gagal lolos ke parlemen lantaran hanya mampu meraih 635 suara.
(Sumber)