Wisata  

Memetik Salak Pondoh Langsung Dari Pohonnya di Desa Wisata Agro Bangunkerto, Sleman

Desa Wisata Agro Bangunkerto, Yogyakarta memiliki keunikan karena terdapat perkebunan salak pondoh. Desa yang penduduknya berprofesi sebagai petani ini berlokasi di Kampung Gadung, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Dinukil dari Indonesia Kaya, Desa Wisata Agro Bangunkerto dikelola pertama kali oleh Dr Soebroto Soedibyo pada 1989. Desa wisata penghasil salak ini pernah mengalami masa keemasannya pada sekitar tahun 2000-an.

Dengan luas yang mencapai 27 hektare, Desa Wisata Agro Bangunkerto memiliki berbagai jenis unggulan yang belum tentu ada di negara lain. Setidaknya ada sekitar 17 salak yang ada di desa ini.

“Sebut saja salak super asli Indonesia, salak madu, salak manggala, salak hitam, salak gading, salak klinting, salak gula pasir, dan beberapa salak lainnya,” tulis laman tersebut.

Salak pondoh

Ketika datang ke Desa Wisata Agro Bangunkerto, wisatawan biasanya akan memburu salak pondoh super. Pasalnya jenis ini memiliki rasa manis, daging buahnya besar, dan juga harganya relatif murah.

Sementara salak pondoh yang paling mahal adalah salak pondoh gading, karena termasuk jenis salak yang agak langka. Salak gading mempunyai bentuk mirip bulat telur. daging buahnya tebal, berwarna putih kekuningan, dan baunya cukup tajam.

Salak pondoh gading memiliki kulit buah bersisik besar. Karena warna kulit mirip gading, maka salak ini diberi nama salak pondoh gading. Meskipun salak pondoh gading rasanya tak semakin salak pondoh super, tetap saja dicari oleh orang.

Selain pohon salak, wisatawan juga bisa menjumpai jenis tanaman lain di Agrowisata Bangunkerto. Umumnya tanaman ini untuk bahan obat-obatan seperti temulawak, jahe, kencur, dan lain-lain.

Buka setiap hari

Agrowisata Bangunkerto buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Harga karcis masuknya cukup murah yakni seharga Rp3000, wisatawan sudah bisa masuk dan menikmati pemandangan di sana.

Bila wisatawan membeli karcis masuk seharga Rp10.000, akan ditemani pemandu wisata yang akan menjelaskan segala sesuatunya mengenai tanaman di Agrowisata Bangunkerto dan khususnya cara budidaya tanaman salak.

Selain tanaman, di Agrowisata Bangunkerto juga menyediakan kolam pemancingan ikan. Fasilitas lain yang juga dapat ditemui adalah kolam renang, taman bunga, taman rekreasi dengan sepeda air, dan kios penjualan salak.

Waktu terbaik untuk berkunjung ke Agrowisata Bangunkerto adalah saat panen buah salak, yaitu antara bulan Mei-Juni dan November-Desember. Di luar waktu ini, biasanya buah salak masih kecil dan sedikit.