Aryono Miranat Evaluasi Ganda Putra Usai Performa di Piala Thomas Dikritik

Pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat, angkat bicara soal performa anak didiknya yang dikritik di Piala Thomas 2024. Dia mengungkapkan evaluasi penampilan Fajar Alfian cs di kompetisi bulutangkis beregu putra paling bergengsi di dunia itu.

Ya, performa ganda putra Indonesia di Piala Thomas 2024 mendapat kritik dari pencinta bulu tangkis Tanah Air. Sebab, mereka kerap kehilangan poin di setiap pertandingan, tak terkecuali di partai final ketika dikalahkan 1-3 oleh China.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto

Dua ganda putra yang tampil sama-sama menelan kekalahan. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang turun di partai kedua tumbang dari Liang Wei Keng/Wang Chang dengan skor 18-21, 21-17 dan 17-21.

Kemudian, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana takluk di tangan He Ji Ting/Ren Xiang Yu. Laga berakhir dengan skor 11-21 dan 15-21 sehingga Indonesia dipastikan kalah.

Satu-satunya poin yang didapat Tim Merah-Putih disumbangkan oleh tunggal putra kedua, Jonatan Christie, yang menyikat Li Shi Feng dengan skor 16-21, 21-15 dan 17-21. Di partai pertama, Anthony Sinisuka Ginting kalah dari Shi Yu Qi dengan skor 17-21 dan 6-21.

Aryono pun menilai sebenarnya penampilan anak buahnya di Piala Thomas 2024 cukup apik, termasuk kala mentas di final. Namun menurutnya, mereka memang kurang fokus di poin-poin terakhir sehingga gagal meraih kemenangan.

“Di Thomas Cup kemarin untuk ganda putra kita di sini sebenarnya siap ya mau lawan negara mana siapa yang turun, lawan mana siapa yang turun, jadi secara penampilan cukup baik, cukup bagus,” kata Aryono kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu (8/5/2024).

“Waktu di final saja juga cukup bagus, Cuma ya masalahnya masalah di poin poin terakhir saja kita kalah di situ,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Aryono menegaskan bahwa sebenarnya kehilangan fokus di poin-poin akhir sudah sering menjadi bahan evaluasi anak buahnya. Dia pun sudah memberi solusinya.

Akan tetapi, Aryono menilai instruksi yang telah diberikan dilupakan oleh pemainnya. Sebab, para pemain ganda putra Indonesia bermain dalam tekanan tinggi.

 

Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri

“Itu memang sudah berapa kali, dua atau tiga pertandingan, kita sudah evaluasi sebelum pertandingan juga (soal unggul lebih dulu lalu kalah), cuman namanya pertandingan pressurenya tinggi depan penonton mereka, apalagi ketinggalan 1-0 (Fajar/Rian),” jelas Aryono.

“Jadi karena pressure terlalu tinggi, jadi apa yang sudah direncanakan, didiskusikan itu mungkin lupa karena pressure,” pungkas pelatih berjuluk Coach Naga Air itu.