Perusahaan milik miliarder Elon Musk, SpaceX, baru-baru ini menandatangani kontrak senilai 843 juta dolar AS (Rp13,8 triliun) dengan NASA untuk mengembangkan pesawat antariksa yang akan meninggalkan orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada tahun 2030.
“SpaceX telah dipilih untuk mengembangkan dan mengirimkan Kendaraan Deorbit AS,” kata NASA pada Rabu, seperti dikutip dari Space dotcom, Jumat (28/6).
“Kendaraan tersebut akan bertanggung jawab untuk membuang stasiun luar angkasa dengan cara yang terkendali setelah masa operasionalnya berakhir pada tahun 2030,” tambah pernyataan itu.
ISS sudah mendekati akhir masa operasionalnya, dan seiring dengan semakin maraknya rencana pembangunan stasiun luar angkasa baru milik komersial, stasiun lama harus disingkirkan dengan aman pada akhir dekade ini.
Hanya sedikit rincian tentang Kendaraan Deorbit AS, sebutan NASA, yang telah dirilis sejauh ini.
Namun, badan tersebut mengklarifikasi bahwa kendaraan itu akan berbeda dari kapsul Dragon milik SpaceX, yang mengantarkan kargo dan awak ke stasiun, serta kendaraan lain yang melakukan layanan untuk NASA.
Baik kendaraan maupun ISS akan hancur secara destruktif saat mereka memasuki kembali atmosfer, dan salah satu tugas besar SpaceX ke depan adalah memastikan bahwa stasiun tersebut masuk kembali dengan cara yang tidak membahayakan wilayah berpenduduk.
(Sumber)