PT Sulsel Citra Indonesia (Perseroda Sulsel) akan menggandeng perusahaan untuk mengelola dua blok tambang nikel di Kabupaten Luwu Timur.
PT SCI masih dalam proses menyeleksi empat perusahaan hingga saat ini.
Berkas keempat perusahaan tersebut sudah sampai di meja direksi PT SCI.
“Dari dua blok ini yang kami seleksi di Kantor SCI mendaftar resmi ada PT Latanindo, Kalla, Tiran Group dan Ifishdeco,” kata Direktur PT SCI Machmud Achmad, Selasa (17/9/2024).
“Dari 20 perusahaan masuk tapi yang melanjutkan seleksi empat perusahaan,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Kalla Group dan Tiran Group merupakan perusahaan ternama asal Sulawesi Selatan.
Kalla Group melalui unit bisnisnya, PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Jusuf Kalla (JK) dan bergerak di bidang pengolahan nikel.
Diketahui, ada tiga blok tambang di Luwu Timur yang dilelang Kementerian ESDM.
Dari tiga blok tambang tersebut, PT SCI memenangkan lelang dua blok.
Keduanya yakni blok tambang nikel di Lingke Utara dan Bulubalang.
Blok tambang di Lingke Utara seluas 943 hektare serta blok tambang di Bulubalang seluas 1.665 hektare.
Nantinya, PT SCI akan menggandeng perusahaan untuk mengelola tambang nikel tersebut.
Besaran pembagian pengelolaan pun akan dibahas selanjutnya.
Sementara itu satu blok tambang yang dimenangkan PT Antam di Luwu Timur sudah dibagikan sahamnya.
Lokasinya di Pongkeru seluas 4.252 hektare.
Hasil kesepakatannya PT Antam bersama PT SCI dan PT Luwu Timur Gemilang mengelola tambang nikel pongkeru.
PT Antam pun memiliki saham mayoritas sebesar 55 persen.
PT SCI sendiri mendapat saham 18 Persen dan Luwu Timur Gemilang 27 persen.
“Sebenarnya 10 persen, tapi Pak Gubernur mengusahakan agar kami dapat 45 persen dan dibagi dengan daerah,” jelas Direktur PT SCI Machmud Achmad.
PT SCI segera berupaya menyelesaikan seleksi perusahaan tersebut.
Sehingga nantinya pengelolaan blok tambang nikel itu segera bisa dilakukan.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh menyambut gembira hak mengelola tambang nikel sendiri.
Bahkan menurutnya menjadi sejarah baru di Sulsel.
“Penting adalah bagaimana agar blok tambang ini bisa membawa kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan pada khususnya, Luwu Timur lebih khusus lagi dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” jelas Prof Zudan.
Prod Zudan mendorong pengelolaan tambang ini harus menerapkan prinsip green mining.
Sehingga lingkungan sekitar bisa terjaga dengan praktik pertambangan yang lebih memperhatikan keberlangsungan alam.
“Tata kelolanya harus dibangun agar betul-betul green mining, berkelanjutan dan produktif, harus untung,” katanya.
Masyarakat pun akan diserap untuk menjadi bagian dalam pengelolaan tambang ini.
Angka pengangguran pun diyakini akan turun dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru.(Sumber)