Menjaga kerahasiaan password itu sangat penting. Tapi ada kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan oleh semua orang hingga membuat akun medsosnya mudah di-hack, salah satunya adalah tidak pakai 2FA.
Kasus kejahatan siber seperti peretasan akun media sosial sering terjadi. Tidak hanya menyerang influencer atau selebriti, masyarakat biasa juga sering menjadi korban kejahatan ini.
Bahkan orang sekelas Mark Zuckerberg saja, akun media sosial Twitter dan Pinterest pribadinya sempat kena hack oleh para peretas.
Dengan kata lain, risiko peretasan akun juga bisa terjadi kepada siapa saja.
Tapi sayangnya, tidak semua orang mampu menjaga akunnya dengan baik. Sebagai informasi, menjaga akun media sosial agar tidak di-hack tidak hanya cukup dengan merahasiakan kata sandi saja.
Ada hal-hal lain yang juga harus dijaga agar akun media sosial tidak mudah diretas oleh hacker.
Hal-Hal yang Bisa Jadi Penyebab Akun di Hack
Berikut beberapa kebiasaan buruk yang sering menjadi penyebab kenapa akun media sosial bisa di-hack oleh peretas:
1. Pakai Kata Sandi Lemah
Cara meretas akun media sosial yang paling pertama dilakukan oleh peretas adalah melalui kata sandi.
Tapi sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan kata sandi yang lemah atau mudah ditebak.
Seperti 123456, admin, 12345678, Bismillah, dan masih banyak lainnya.
Alasan password itu digunakan mungkin untuk memudahkan pengguna mengingat kata sandi.
Tapi sayangnya, password tersebut sudah sangat umum dan sering digunakan oleh hacker untuk membobol akun media sosial.
Jika tidak ingin di-hack, cobalah untuk membuat kata sandi unik yang menggunakan karakter huruf besar (A-Z), huruf kecil (a-z), angka (0-9), dan simbol (<>?!@#$%), agar peretas kesulitan membobol akun media sosial.
2. Tidak Pakai Verifikasi Dua Langkah
Sekarang sudah ada aplikasi yang dapat membantu pengguna untuk mengamankan akun media sosial dan akun lainnya, yaitu 2FA (two factor authentication) atau verifikasi dua langkah.
Aplikasi ini berguna untuk meningkatkan keamanan akun media sosial melalui verifikasi dua langkah yang dikirim melalui via nomor telepon atau aplikasi yang sudah dihubungkan.
Tapi sayangnya, aplikasi ini belum banyak digunakan karena dinilai ribet.
Memang benar demikian. Tapi proses log in akun yang ribet ini dapat meningkatkan keamanan akun diretas oleh hacker.
3. Pakai Password yang Sama di Setiap Akun
Selain menggunakan password yang lemah, ada satu kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh banyak orang, yaitu menggunakan password yang sama di setiap akun media sosial yang berbeda.
Cara ini memang sering dilakukan agar pengguna tidak perlu lagi mengingat kata sandi yang berbeda-beda.
Tapi masalahnya, saat peretas berhasil membobol satu akun media sosial, ia akan mencoba memakai password yang sama untuk meretas akun milik Anda yang lainnya.
Untuk menghindari hal ini, cobalah untuk membuat kata sandi yang berbeda-beda untuk setiap akun.
4. Buka Akun di Tempat Tidak Resmi
Sekarang, hacker sering membuat website tiruan yang di desain mirip seperti website media sosial asli untuk mengecoh para penggunanya.
Tidak hanya tampilannya saja, terkadang mereka juga menggunakan domain yang hampir mirip seperti aslinya, tapi menggunakan karakter yang mirip-mirip, seperti “O” dengan “0” angka.
Maka dari itu, sebelum masuk ke akun media sosial, pastikan kembali alamat domain yang dibuka agar tidak menjadi korban scamming.
5. Install Aplikasi Bodong
Selain membuka akun media sosial dari website palsu, pengguna juga bisa menjadi korban peretasan karena membuka media sosial dari aplikasi tidak resmi, seperti aplikasi MOD dari situs pihak ketiga.
Jika tidak ingin akun media sosial diretas, usahakan untuk menggunakan aplikasi resmi yang hanya tersedia di Google Play Store dan App Store.
6. Klik Link Asing
Kebiasaan lain yang bisa membuat akun media sosial diretas adalah mengklik tautan yang tidak dikenal.
Biasanya, pengguna secara tidak sengaja mengklik tautan ini saat browsing berita di browser atau melalui pesan yang dikirim ke WhatsApp.
Perlu diingat, sebelum mengklik tautan yang mencurigakan, selalu perhatikan domain website yang tertera.
Biasanya, website resmi akan menggunakan domain .com, .co.id, .id.
7. Share Konten Pribadi
Kebiasaan buruk lainnya yang dapat membuat akun medsos mudah di-hack adalah sering membagikan konten pribadi.
Membagikan konten pribadi seperti hobi, kesenangan, dan minat, memang sangat wajar dilakukan oleh anak-anak muda di media sosial.
Tapi bagi hacker, konten seperti itu sangat disukai karena dapat digunakan untuk mendapatkan informasi pribadi pengguna.
Tidak hanya informasi pribadi saja, para hacker juga bisa menebak-nebak kata sandi dari konten pribadi tersebut.
(Sumber)