Pantai Papuma, yang terletak di Desa Lojejer, Wuluhan, Jember, Jawa Timur, terkenal dengan pasir putihnya yang indah dan airnya yang jernih.
Nama “Papuma” sendiri berasal dari singkatan “Pasir Putih Malikan,” yang mencerminkan keindahan pantainya. Kawan dapat menikmati berbagai aktivitas seperti berenang, snorkeling, dan berkemah sambil menyaksikan matahari terbenam yang menakjubkan.
Pantai ini dapat diakses sepanjang waktu dengan biaya masuk sebesar Rp15.000 per-orang.
Fasilitas yang tersedia meliputi area parkir, toilet, dan warung makanan. Daerah ini juga dikelilingi oleh pulau karang yang unik dan hutan yang rimbun, menjadikannya destinasi populer bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kegiatan yang Dapat Dilakukan di Pantai Papuma
Pantai Papuma menawarkan berbagai kegiatan menarik bagi Kawan GNFI. Pasir putih yang bersih dan lembut di pantai ini sangat cocok untuk bermain pasir, berjemur, atau berfoto-foto.
Ombak yang cukup besar dan menantang membuatnya ideal bagi penggemar olahraga air, seperti berenang dan berselancar, di mana Kawan dapat merasakan deburan ombak sambil duduk di atas batu karang.
Berkemah di Pantai Papuma menjadi pilihan populer, berkat fasilitas yang lengkap, termasuk warung makan dan area parkir, perkemahan di sini menciptakan suasana nyaman untuk menikmati malam di pantai.
Air laut yang jernih dan tebing karang yang beragam menjadikan lokasi ini sempurna untuk snorkeling dan menyelam, di mana Kawan GNFI dapat mengagumi keindahan terumbu karang dan berbagai spesies makhluk laut.
Selain itu, wisata perahu tradisional memberikan pengalaman unik bagi Kawan yang ingin menjelajahi tujuh pulau karang di tengah laut dengan menggunakan perahu.
Setelah matahari terbenam, suasana langit yang dipenuhi bintang menjadi momen istimewa untuk stargazing.
Keesokan harinya, Kawan dapat menyaksikan keindahan matahari terbit yang menyinari langit dengan cahaya kuning keemasan.
Aktivitas nelayan di sekitar pantai juga mampu menarik perhatian Kawan, nih, terutama antara pukul 11.00 hingga 13.00 WIB, di mana Kawan dapat melihat nelayan turun dari kapal dan membeli ikan segar langsung dari mereka.
Keindahan pantai yang fotogenik, dengan pasir putih, air jernih, dan formasi bebatuan yang menakjubkan, menjadi latar belakang sempurna untuk berfoto.
Saat air surut, Kawan juga dapat menyewa kapal nelayan untuk mengunjungi atol-atol karang yang terletak sekitar dua mil dari bibir pantai. Semua pengalaman ini menjadikan Pantai Papuma sebagai salah satu tujuan wisata alam yang sangat menarik di Jawa Timur.
Cara Menuju Pantai Papuma
Untuk menuju Pantai Papuma dari pusat kota Jember, Kawan dapat mengikuti beberapa langkah yang mudah.
Pantai ini berjarak sekitar 40—45 km dari pusat kota Jember, dan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi akan memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Mulailah perjalanan dari Jalan Gajah Mada, lalu teruskan ke Jalan Semeru dan Jalan Jember Ambulu, mengikuti rute yang mengarah langsung ke Pantai Papuma.
Kendaraan pribadi adalah pilihan yang paling praktis dan ekonomis untuk perjalanan ini. Alternatif lainnya, Kawan juga bisa menggunakan taksi dengan tarif yang berkisar antara Rp100.000 hingga Rp150.000 dari stasiun Jember, atau ojek dari Terminal Ambulu dengan tarif sekitar Rp20.000 hingga Rp30.000.
Perlu diingat bahwa medan jalan menuju Pantai Papuma cukup menantang, dengan jalanan yang menanjak dan berkelok, mencapai kemiringan hingga 45 derajat. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkendara dengan hati-hati agar perjalanan Kawan menjadi aman dan nyaman.
Mitos dan Legenda yang Ada di Pantai Papuma
Tidak hanya itu, Pantai Papuma ternyata juga menyimpan sejumlah mitos dan legenda menarik yang diyakini oleh masyarakat setempat, lho!
Salah satu mitos yang terkenal adalah tentang ombak yang ganas dan mistis. Ombak di Pantai Papuma dikenal sangat kuat dan sering kali memakan korban.
Di pantai ini juga terdapat tujuh batu karang yang menyerupai pulau kecil, namun salah satunya tidak memiliki nama. Batu karang tanpa nama ini dipercaya dihuni oleh sekawanan ular berbisa, sehingga masyarakat setempat enggan mendekatinya.
Asal usul penamaan Pantai Papuma berasal dari istilah “Pasir Putih Malikan.” Legenda mengisahkan bahwa Batu Malikan adalah sebuah batu datar yang mirip kerang raksasa, di mana Raden Mursada dan Joko Samudra (atau Marsuda) pernah memancing ikan ajaib Raja Mina.
Dari pengalaman tersebut, mereka memperoleh cemeti sakti yang membantu mereka mengalahkan ular raksasa yang tersangkut di kail mereka.
Di salah satu batu karang juga terdapat gua yang dikenal sebagai Gua Lawa atau Gua Kelelawar. Gua ini hanya tampak saat air laut surut dan diyakini sebagai tempat bersemainya Dewi Sri Wulan, putri penguasa pantai selatan, serta lokasi Kyai Mataram bersemayam.
Terlepas dari mitos di atas dan sebagai bagian dari tradisi budaya, masyarakat yang tinggal di Pantai Papuma juga melaksanakan ritual larung sesajen pada waktu-waktu tertentu, seperti pada tanggal 1 Suro.
Ritual ini dilakukan sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya hasil laut serta permohonan agar hasil panen sepanjang tahun menjadi melimpah.