Di ujung timur Indonesia, terdapat sebuah pulau yang menyajikan pesona alam terbaik negeri. Pulau ini bernama Halmahera yang menjadi bagian dari provinsi Maluku Utara.
Bentang alam yang indah, mulai dari lautan hingga pegunungan, menghiasi Maluku Utara sehingga provinsi ini terkenal bukan hanya sebagai penghasil rempah, tetapi juga karena gugusan alamnya yang menakjubkan. Maluku Utara bahkan memiliki rangkaian gunung api aktif di sepanjang sisi barat dan selatan Halmahera.
Gunung-gunung api yang masih aktif tersebut membentang dari sisi barat hingga selatan Halmahera. Gunung Jailolo, Gunung Uno-Ranu, Gunung Gamkonora, dan Gunung Ibnu merupakan gunung api aktif yang berdiri di sepanjang sisi selatan Halmahera.
Sementara itu, dari sisi barat berdiri Gunung Dukono yang letaknya berada paling utara dalam rangkaian gunung api bagian barat. Gunung ini memiliki keunikan berupa dua kawah aktif dengan karakteristik gunung yang bersifat eksplosif dan efusif.
Sejarah Gunung Dukono
Gunung Dukono merupakan satu dari banyaknya gunung api aktif yang terletak di bagian barat Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Gunung ini dulunya memiliki kawah berapi dengan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi.
Pada tahun 1550, Gunung Dukono meletus dan mengeluarkan semburan lava yang dahsyat hingga memenuhi selat di antara Pulau Halmahera dan lereng utara Gunung Mamuya. Letusan yang terjadi diketahui berkekuatan 3 VEI (Volcanic Explosivity Index) yang hampir mirip kekuatannya dengan letusan Gunung Merapi pada tahun 2010
Setelah letusan pertama, Gunung Dukono tercatat mengeluarkan letusan-letusan kecil pada tahun 1719, 1868, dan 1901. Pada 13 Agustus 1933, Gunung Dukono memperlihatkan aktivitas erupsi yang kemudian berlangsung hingga saat ini.
Keunikan Gunung Dukono
Gunung Dukono sebagai gunung api aktif di Maluku Utara memiliki ketinggian 1.087 mdpl. Gunung ini dilengkapi dengan dua kawah aktif, yaitu Kawah Malupang dan Kawah Warirang. Kedua kawah tersebut terbentuk saat letusan di tahun 1550.
Profil gunung yang cukup rendah membuat Gunung Dukono menjadi salah satu gunung yang mudah didaki khususnya untuk pendaki pemula. Kompleks Gunung Dukono memiliki keindahan yang menakjubkan.
Pendaki bisa melihat kawah Malupang dan Warirang yang diselimuti abu tebal dan mengeluarkan suara bergemuruh. Aktivitas vulkanik ini dapat dinikmati sepanjang waktu, tetapi ingat untuk tetap waspada dan pastikan ditemani oleh pemandu.
Karakteristik Gunung Dukono
Gunung Dukono dikategorikan sebagai gunung Stromboli-volkano dengan skala kecil hingga menengah. Tipe Stromboli-volkano sendiri merujuk pada gunung yang mengalami letusan vulkanik dengan interval waktu yang hampir sama.
Ciri dari gunung berapi tipe ini, yaitu memiliki bebatuan, lapisan abu vulkanik yang mengeras, dan aliran lava. Gunung bertipe Stromboli-volkano juga dijuluki sebagai ‘Mercusuar Mediterania’ karena letusannya menyemburkan api seperti air mancur yang kemudian membentuk aliran lava.
Gunung Dukono dipenuhi oleh berbagai macam batuan, di antaranya batuan mayor andesit, basltik andesit, transit, trasidait, basalt, dan picro-basalt. Bebatuan tersebut terbentuk akibat aktivitas vulkanik seperti letusan dan erupsi.
Lapisan tektonik Gunung Dukono berada pada zona subduksi, yaitu lokasi pertemuan antar dua lempeng tektonik. Kedua lempeng ini saling bertabrakan dan mengakibatkan salah satu lempeng terdorong ke bawah. Ilmuwan memperkirakan tebal lempeng ini memiliki ukuran kurang dari 15 km di bawah laut.
Kawasan Rawan Bencana Gunung Dukono
Setidaknya terdapat tiga kawasan rawan bencana Gunung Dukono, yaitu:
- Kawasan Rawan Bencana III, merupakan kawasan dengan potensi terdampak aliran lava, gas beracun, dan awan panas. Kawasan ini diberi tanda warna merah transparan yang berlokasi di arah timur laut.
- Kawasan Rawan Bencana II, daerah ini rawan terdampak aliran lawa, awan panas, dan lahar hujan. Warna merah jambu menjadi pertanda dari kawasan ini yang berada di arah timur laut.
- Kawasan Rawan Bencana I, dampak yang diperkirakan akan terjadi di kawasan ini adalah aliran lahar hujan. Kawasan ini memiliki aliran sungai yang bermuara di utara Gunung Dukono.