Pakaian panjang semata kaki yang kini dikenal dengan gamis telah digunakan selama belasan abad. Sejarah mencatat pria muslim ramai-ramai mengenakan pakaian ini sejak 600 Masehi.
Dilansir BBC, gamis yang dipakai pada masa tersebut dikenal dengan thawb. Pada masa Kekhalifahan Umayyah (661-750 M), para desainer mulai membuat pakaian bermotif atau bergaris.
Orang-orang kaya pada waktu itu membeli pakaian dengan desain lebih rumit dari kain damask, sutra bermotif. Sementara orang-orang kurang berpunya akan mengenakan bahan yang lebih murah, seperti wol. Mereka juga memakai sedikit lapisan pakaian.
Pria muslim kala itu sering menutupi kepalanya dengan sorban, adapun wanita banyak mengenakan jilbab atau cadar untuk menutupi wajah mereka.
Cara berpakaian semacam ini mengikuti tradisi yang berkembang pada awal peradaban Islam. Kaum muslim berpakaian sopan dan menutupi tubuh mereka. Namun demikian, memakai pakaian menjuntai tanah atau panjangnya melebihi mata kaki termasuk tidak sopan.
Jenis kain yang digunakan untuk pembuatan gamis dan pakaian muslim lainnya menyesuaikan kondisi cuaca. Kota-kota seperti Baghdad, Irak cenderung panas dan kering. Oleh karena itu, pakaian yang dikenakan harus sejuk dan melindungi tubuh dari panasnya sinar matahari.
Kain yang umum digunakan adalah linen, katun, dan wol. Adapun, alas kaki seperti sepatu dan sandal terbuat dari kulit.
Seiring berjalannya waktu, perdagangan dari negara lain membawa kain baru ke peradaban Islam awal. Salah satunya sutra dari China. Namun, harganya terbilang sangat mahal.
Thawb menjadi pakaian tradisional Arab dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Pada masa Kekhalifahan Abbaisyah (751-1258 M), para pejabat istana mengenakan pakaian berwarna hitam sebagai warna seremonialnya. Hitam menjadi warna populer untuk pakaian karena melambangkan kekayaan dan status tinggi.
Rasulullah Suka Pakai Gamis
Sejumlah hadits menerangkan bahwa Rasulullah SAW suka mengenakan gamis. Ummu Salamah berkata,
كَانَ أَحَبُّ (أَحَبَّ ) القِيَابِ إِلَى رَسُولِ اللهِ الْقَمِيصَ (الْقَمِيصُ)
Artinya: “Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah gamis.” (HR Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib)
Menurut hadits diriwayatkan dari dari Asma’ binti Yazid, panjang lengan baju gamis Rasulullah SAW sampai pergelangan tangan.
كَانَ كُمُّ قَمِيصِ رَسُولِ اللهِ ﷺ إِلَى الرُّسْغِ
Artinya: “Lengan baju gamis Rasulullah SAW sehingga pergelangan tangan.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini statusnya hasan gharib)
Terkait warna pakaian, Rasulullah SAW menganjurkan agar memakai warna putih. Beliau bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالْبَيَاضِ مِنَ القِيَاب، لِيَلْبَسُهَا أَحْيَاؤُكُمْ، وَكَفَنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ، فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرٍ (خِيَارِ) ثِيَابِكُمْ
Artinya: “Hendaklah kalian berpakaian putih. Kalian yang masih hidup, hendaklah memakai pakaian berwarna putih. Pakaikan kain kafan berwarna putih juga bagi mereka yang meninggal dunia dalam kalangan kalian. Sebab, pakaian berwarna putih adalah sebaik-baik pakaian bagi kalian.” (HR Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Hadits-hadits tentang pakaian kesukaan Rasulullah SAW tersebut termuat dalam kitab As-Syamail Al-Muhammadiyyah karya Imam at-Tirmidzi yang diterjemahkan Rusdianto.