News  

Kemenkes Jepang Laporkan Kasus Flu Tertinggi, Rumah Sakit Kewalahan

Kementerian Kesehatan Jepang telah melaporkan jumlah kasus influenza tertinggi, dengan rata-rata 64,39 pasien per klinik pada minggu terakhir Desember. Ini adalah yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1999.

Mengutip NHK, Rumah Sakit Saiseikai Yokohamashi Tobu, Senin (20/1/2025) menerima pasien gawat darurat 1,5 kali lebih banyak dari biasanya. Pasien dibawa menggunakan ambulans dengan keluhan demam tinggi atau gejala lainnya meningkat sejak pertengahan Desember. Dalam beberapa kasus, orang lanjut usia dan mereka yang memiliki penyakit kronis dirawat di rumah sakit tersebut dalam jangka panjang.

Rumah sakit tersebut mengatakan kapasitasnya yang sekitar 550 tempat tidur saat ini sedang terdesak. Rumah sakit tersebut juga berjuang untuk mengamankan staf medis karena infeksi menyebar ke dokter dan perawat, sehingga mereka tidak dapat bekerja.

Jumat pekan lalu lalu, NHK mengamati bahwa rumah sakit tersebut tidak dapat menerima pasien darurat lagi kecuali mereka yang membutuhkan operasi mendesak. Penerimaan pasien darurat telah kembali dilakukan di sana, tetapi situasinya masih kritis. Pada hari yang sama, lebih dari 40 persen institusi medis yang menerima pasien darurat di Kota Yokohama penuh.

Kepala pusat medis darurat rumah sakit Saiseikai, Shimizu Masayuki, mengemukakan bahwa rumah sakit juga perlu menerima pasien selain kasus flu, dan menekankan perlunya tindakan penanggulangan mendasar. “Kami merasa perlu bekerja sama dengan pejabat otoritas administratif dan lembaga medis untuk mengatasi masalah tersebut,” katanya.

Kasus Flu Meningkat di Semua Wilayah
Pada minggu terakhir Desember 2024, ada total 317.812 kasus flu yang dilaporkan, hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2023. Jumlah rata-rata kasus per klinik naik dari 42,66 pada minggu sebelumnya. Kasus flu sedang meningkat, dengan semua 47 prefektur melaporkan peningkatan pasien dari minggu sebelumnya.

Prefektur Oita mencatat rata-rata tertinggi pada 104,84 kasus per klinik, sementara Kagoshima dan Saga berada di urutan berikutnya dengan masing-masing 96,4 dan 94,36 kasus yang tercatat. Rata-rata 56,52 kasus per klinik tercatat di Tokyo. “Kami melihat rekor tertinggi pada 2019 (di Tokyo), tetapi saat ini kami hampir mencapai angka tersebut,” kata Gubernur Tokyo, Yuriko Koike kemarin.

“Jika merasa sakit, harap jaga kesehatan Anda sendiri dan pertimbangkan risiko penularan pada orang-orang di sekitar. Kami meminta semua orang untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini dan membuat keputusan yang cermat ketika, misalnya, berpartisipasi dalam suatu acara,” tambahnya.

Kasus flu telah mencapai ‘tingkat peringatan’ kementerian di 43 prefektur, dengan rata-rata sekitar 30 kasus per klinik atau lebih. Lonjakan tersebut telah menyebabkan terhentinya sektor pendidikan, dengan 1.838 sekolah, pusat penitipan anak, dan taman kanak-kanak membatalkan kelas atau menutup seluruhnya.

Di antaranya adalah 1.200 sekolah dasar, 391 sekolah menengah pertama, dan 135 sekolah menengah atas. Dengan siswa yang mendekati ujian masuk sekolah, wabah ini benar-benar menyebabkan beban untuk mencegah penularan flu.

Antara September dan Desember, 11.800 pasien flu dirawat di rumah sakit secara nasional, dengan sebagian besar adalah individu berusia di atas 60 tahun. Pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk memakai masker dan juga mencuci tangan untuk mencegah infeksi.

Karena wabah flu tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, Menteri Kesehatan Takamaro Fukuoka memperingatkan klinik dan apotek agar tidak memesan obat flu secara berlebihan, karena beberapa perusahaan farmasi telah menghentikan pengiriman produk mereka karena lonjakan permintaan yang tiba-tiba.

“Kita dapat menangani situasi ini dengan penggunaan dan pemesanan produk yang tepat,” kata Fukuoka, seraya menambahkan bahwa ada persediaan obat flu untuk sekitar 15 juta pasien.

Sebelumnya Sawai Pharmaceutical mengumumkan bahwa mereka telah menangguhkan pengiriman sejumlah obat influenza hingga setidaknya akhir bulan, dengan alasan permintaan yang sangat tinggi dan terus melampaui proyeksi mereka.

“Saat ini kami tidak dapat memenuhi produksi dan mengalami kesulitan dalam memasok produk. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh ketidakmampuan kami dalam memastikan pasokan produk yang stabil, yang merupakan salah satu misi penting kami sebagai perusahaan farmasi,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Kasus COVID-19 juga meningkat, dengan rata-rata 7,01 pasien per klinik, yang tergolong tinggi jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya (5,48), dan naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.(Sumber)