Bamsoet Naik Pangkat, Dari RI 6 Jadi RI 5

Bamsoet dan Airlangga

Karier politik Bambang Soesatyo (Bamsoet) moncer di Senayan. Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah VII Bamsoet kini nyaman menduduki kursi empuk Ketua MPR.

Bamsoet menapakkan kaki sebagai anggota DPR sejak tahun 2009. Dia mendulang suara dari dapilnya yaitu Banjarnegara, Purbalingga, dan Kebumen. Bertugas di Komisi III DPR, Bamsoet sempat gonta-ganti posisi sebagai Ketua Komisi III DPR dengan Azis Syamsuddin.

Selain itu Bamsoet pernah pula mencicipi jabatan Sekretaris Fraksi Partai Golkar pada Pemilu 2014. Namun sebagian besar karier politiknya di DPR memang dihabiskan di Komisi III DPR.

Hingga akhirnya ketika posisi Ketua DPR ditinggalkan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi e-KTP di KPK, Bamsoet diberi amanah sebagai Ketua DPR. Jabatannya itu diemban dari Januari 2018 hingga tuntas masa jabatannya pada periode 2014-2019.

Selepasnya pada periode 2019-2024, Bamsoet masih kuat berada di DPR. Namun posisi Ketua DPR tak lagi dipegangnya karena telah ditempati Puan Maharani dari PDIP.

Namun rupanya sudah ada posisi khusus bagi Bamsoet. Pelat nomor polisi Bamsoet pun berganti dari RI 6 menjadi RI 5. Apa itu? Segera setelah 575 anggota DPR periode 2019-2024 dilantik, pergolakan politik di Senayan terjadi. Bamsoet mengincar kursi Ketua MPR.

Langkah Bamsoet didukung mayoritas fraksi di DPR yaitu PDIP, Partai Golkar, Partai NasDem, PAN, dan PPP. Satu-satunya ganjalan Bamsoet yaitu Ahmad Muzani dari Fraksi Partai Gerindra yang mengincar posisi yang sama.

“Itu wewenang pimpinan yang bisa menyampaikan tapi insyaallah mudah-mudahan bisa musyawarah untuk mufakat menjadikan ketua MPR-nya Bang Muzani,” kata anggota DPR F-Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Rabu (2/10/2019) malam.

Namun lobi-lobi dari Partai Golkar mengukuhkan dukungan bagi Bamsoet. Ketua Fraksi Golkar MPR Zainudin Amali membenarkan bahwa Golkar mengundang para pimpinan fraksi untuk makan siang untuk lobi itu.

“Kita ini mau menyamakan persepsi kita khusus untuk pemilihan pimpinan MPR kita mau dengan cara bermusyawarah dulu. Kan itu sistem demokrasi kita, sistem demokrasi Pancasila itu kan gitu, mendahulukan musyawarah mufakat. Dalam rangka itu kemudian saya mengundang fraksi-fraksi yang ada di MPR,” ujar Amali, Rabu (2/10).

Di menit-menit akhir, Gerindra mengungkapkan adanya lobi Ketua Umum-nya Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Alhasil Gerindra legawa melepas posisi Ketua MPR ke Bamsoet.

Dalam sidang paripurna yang dipimpin pimpinan MPR sementara Abdul Wahab Dalimunthe pada Kamis (3/10) malam, Bamsoet terpilih secara aklamasi.

“Sesuai dengan ketentuan peraturan tatib MPR pasal 19 ayat 6 dari calon pimpinan MPR yang diajukan dipilih Ketua MPR secara musyawarah mufakat untuk ditetapkan sebagai pimpinan MPR. Dengan persetujuan Gerindra maka dengan musyawarah mufakat dan secara aklamasi saudara Bambang Soesatyo terpilih menjadi ketua MPR,” kata Abdul Wahab Dalimunthe.

Seluruh anggota MPR yang hadir menyatakan setuju dengan penetapan ini. Bamseot kemudian menyalami sejumlah orang termasuk Ahmad Muzani yang sebelumnya juga mengincar kursi Ketua MPR. “Kepada ketua umum saya terima kasih,” ujar Bambang menyampaikan apresiasi ke ketum Golkar Airlangga Hartarto. {detik.com}