Sebenarnya penulis, kata orang Sunda haroream pisan alias malas pakai banget mengulas tentang Danantara. Pasalnya Danantara tak ubahnya seperti kumpulan para penjahat korporasi di Indonesia dan dunia. Ada beberapa anggota Penasehat Danantara diisi orang asing.
Menteri BUMN, Erick Thohir jadi Pengawas Danantara. Bagaimana mungkin nama Erick Thohir yang disebut-sebut terlibat skandal Pertamina dan skandal anak usaha Telkom, Telkomsel yang rugi ratusan triliun saat membeli saham di perusahaan patungan Gojek dan Tokopedia atau GoTo.
Terus terang, penulis khawatir Danantara akan menjadi bancakan para penjahat korporasi Indonesia yang merangkap penguasa dan pengusaha. Regulator sekaligus pemain. Istilahnya Rizal Ramli rahimahullah “peng peng” (penguasa sekaligus pengusaha).
Skandal yang disebut-sebut Erick Thohir terlibat tak tersentuh hukum. Bagaimana mungkin orang yang diduga kuat banyak masalah bisa mengawasi kumpulan duit investasi dari BUMN Indonesia yang bernilai ribuan triliun rupiah itu bisa amanah mengelola dana investasi milik rakyat?
Kekhawatiran itu makin memuncak setelah CEO Danantara, Rosan Roeslani kemarin mengumumkan Pengurus lengkap Danantara. Kita dibikin aneh oleh Rosan Roeslani. Itulah Indonesia. Orang yang pernah divonis bersalah oleh Pengadilan Thailand jadi Penasehat Danantara.
Apa Indonesia kurang orang baik dan bersih? Penunjukan Thaksin Shinawatra sebagai Penasehat Danantara merupakan penghinaan terhadap Indonesia khususnya orang jujur dan baik.
Padahal CEO Danantara Rosan Roeslani pernah berucap posisi Pengurus Danantara akan diisi oleh orang-orang ahli, bersih, dan memiliki rekam jejak baik. Emang Erick Thohir dan Thaksin Shinawatra punya rekam jejak yang baik?
Perdana Menteri Thailand tahun 2001-2006, Thaksin Shinawatra menjadi Penasehat Danantara memiliki rekam jejak yang buruk. Ia pernah dipenjara karena korupsi.
Thaksin Shinawatra pernah terjerat tiga kasus hukum sekaligus; Shin Corp, Kasus pinjaman Exim Bank dan Kasus Lotere. Ketiga kasus tersebut membuat Thaksin Shinawatra yang dikudeta militer itu dijebloskan ke penjara.
Kita hanya tinggal menunggu tanggal mainnya. Skandal di Danantara bakal meledak seperti skandal 1MDB (1 Malaysia Development Berhad) yang menjerat Perdana Menteri Malaysia 2009-2018, Najib Razak. Skandal korupsi terbesar didunia yang menyebabkan Najib Razak, Perdana Menteri Malaysia pertama yang dijebloskan ke penjara.
Danantara mirip sekali dengan 1MDB. Dua institusi bentukan pemerintah yang mengelola investasi nasional. Penulis khawatir, Danantara akan bernasib sama dengan 1MDB. Lembaga pengelola investasi kekayaan negara atau SWF dijadikan bancakan elite.
Kekhawatiran Danantara akan menjadi bancakan elite politik dan korporasi memuncak setelah diisi oleh orang-orang bermasalah. Hanya menunggu kehacurannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا ضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.
‘Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat,’ dia (Abu Hurairah) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu?’ Beliau menjawab, ‘Jika satu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari Kiamat!’” [HR. Bukhari]
Bandung, 25 Ramadan 1446/25 Maret 2025
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis