Sambil menanti kedatangan Presiden Prabowo Subianto di Qatar, Duta Besar Republik Indonesia untuk Doha, Ridwan Hassan membagikan cerita tentang eratnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Qatar.
Dalam pertemuan dengan media di Hotel Four Seasons, Doha, Sabtu (12/4/2025), Ridwan menegaskan hubungan kedua negara telah terjalin sangat baik dalam berbagai sektor, mulai dari politik, ekonomi, telekomunikasi, perdagangan, pariwisata, kesehatan hingga perdamaian dunia.
“Pada bidang ekonomi, Qatar adalah mitra penting investasi Indonesia, termasuk di telekomunikasi melalui Ooredoo yang bermitra dengan Indosat,” jelas Ridwan.
Tak hanya itu, Qatar juga menjadi pasar ekspor potensial bagi berbagai produk Indonesia yang terus menunjukkan peningkatan nilai perdagangan.
Ridwan juga menyoroti peran besar masyarakat Indonesia di Qatar yang jumlahnya mencapai 25.000 orang. Mereka tersebar pada berbagai sektor penting, mulai dari migas, perhotelan, pariwisata, kesehatan hingga tenaga kerohanian.
“Lucunya saya suka bercanda, kerja di Qatar ini seperti kerja untuk dunia dan akhirat,” ujar Ridwan, santai terkait Hubungan Indonesia Qatar.
Tak hanya pekerja, mahasiswa Indonesia juga cukup aktif di Qatar. Beberapa di antaranya bahkan telah menempuh pendidikan hingga jenjang S-2 dan S-3 di universitas-universitas ternama di Doha.
Ridwan turut menyoroti event budaya yang mempererat hubungan dua negara, salah satunya program Qatar-Indonesia Year of Culture 2023 yang mempromosikan kebudayaan Indonesia di Qatar dan sebaliknya. “Acara ini memperkuat hubungan tak hanya di tingkat pemerintah, tetapi juga antarmasyarakat,” tegasnya.
Sebagai negara yang menjadi pusat transit internasional, Qatar juga memainkan peran penting dalam mendukung pariwisata Indonesia. Penerbangan dari Qatar Airways ke Jakarta berlangsung tiga kali sehari, sedangkan Garuda Indonesia melayani rute Jakarta-Doha hingga empat kali sehari, termasuk tambahan penerbangan ke Bali.
Menutup perbincangan soal hubungan Indonesia Qatar, Ridwan mengingatkan dari total populasi Qatar sekitar 3 juta jiwa, hanya 15% adalah warga negara asli, sedangkan sisanya merupakan ekspatriat dari berbagai negara termasuk Indonesia. (Sumber)
