Mukhtarudin Tekankan Pentingnya Bangun Strategi Hidrogen Nasional Menuju Transisi Energi Terbarukan

Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin mengatakan untuk memastikan keberhasilan strategi hidrogen nasional Indonesia atau Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES 2025) yakni harus prioritaskan urgensi, dampak, dan kelayakan implementasi dalam jangka pendek (2025–2030).

Artinya, kata Mukhtarudin, mesti mempertimbangkan tantangan seperti biaya tinggi, ketergantungan pada batubara, dan keterbatasan infrastruktur.

Anggota Komisi XII DPR RI ini menilai pentingnya membangun kerangka regulasi dan insentif yang jelas.

Mengingat, lanjut Mukhtarudin, regulasi yang jelas dan insentif finansial adalah fondasi untuk menarik investasi domestik dan asing, mengurangi ketidakpastian, dan mempercepat pengembangan ekosistem hidrogen.

Politisi Dapil Kalteng ini pun mendorong agar ada pembentukan badan koordinasi nasional (misalnya, Satgas Hidrogen) untuk mengawasi implementasi GHES dan memastikan kolaborasi antar-kementerian (ESDM, Bappenas, PLN).

“Saya kira ini penting agar meningkatkan kepercayaan investor dan menyelaraskan Indonesia dengan standar global,” ujar Mukhtarudin, Sabtu 19 April 2025.

Selain itu, Mukhtarudin juga mendorong percepatan pembangunan infrastruktur kritis, karena ketiadaan infrastruktur seperti fasilitas produksi, penyimpanan, dan distribusi menghambat adopsi hidrogen secara luas.

Langkah prioritasnya, lanjut Mukhtarudin membangun fasilitas elektrolisis skala kecil hingga menengah di wilayah dengan potensi energi terbarukan tinggi, seperti Kalimantan (hidro) atau Nusa Tenggara (surya).

Kendati demikian, Mukhtarudin mengatakan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, BUMN (PLN, Pertamina), dan swasta sangat penting untuk menghindari tumpang tindih dan memaksimalkan sumber daya.

Fokus juga, kata Mukhtarudin pada sektor seperti pupuk dan pembangkit listrik, yang akan memberikan dampak cepat, sementara kemitraan global akan memastikan akses pasar dan teknologi.

“Dengan menjalankan langkah-langkah ini secara paralel, Indonesia dapat mempercepat pembangunan ekosistem hidrogen, mendukung transisi energi, dan memposisikan diri sebagai pemimpin regional dalam ekonomi hidrogen,” pungkas Mukhtarudin.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan Global Hydrogen Ecosystem Summit 2025 menjadi langkah penting dalam mempercepat transisi menuju energi bersih di Indonesia.

Ketum Golkar ini mendukung penuh GHES 2025. Ia menyebut hidrogen sebagai bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai swasembada energi.

Lebih dari 2.500 peserta dari 10 negara ikut meramaikan Global Hydrogen Ecosystem Summit 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center, Senayan.

Acara ini dibuka langsung oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dan berlangsung selama tiga hari, mulai 15 hingga 17 April 2025. (Sumber)