News  

Listyo Sigit Terlalu Dekat dengan Jokowi, Pengamat: Prabowo Harus Tegas Ganti Kapolri

Pengamat militer Selamat Ginting menyoroti kedekatan yang tidak biasa antara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan mantan Presiden Joko Widodo. Menurut Selamat Ginting, hubungan tersebut mencerminkan fenomena “matahari kembar” dan mengindikasikan cawe-cawe Jokowi yang berlebihan dalam politik pasca lengser.

“Tak terbantahkan lagi, Jenderal Kapolri Listyo Sigit Prabowo sangat dekat dengan mantan Presiden Joko Widodo. Ia pernah bersama Jokowi saat menjadi Kapolres di Solo, juga menjadi ajudan Presiden, bahkan diangkat menjadi Kapolri secara instan, melewati 4 sampai 5 angkatan,” ujar Selamat Ginting kepada Radar Aktual, Senin (21/4/2025).

Menurutnya, hal ini tidak lazim dalam struktur organisasi militer maupun kepolisian. Kedekatan yang berlebihan ini juga diperkuat oleh tudingan publik terhadap “Parcok” atau Partai Coklat yang merujuk pada keterlibatan kepolisian dalam kontestasi politik, terutama pada Pemilu lalu.

“Listyo Sigit justru membenarkan tudingan itu. Polisi di bawah komandonya terlihat sangat dekat dengan Jokowi,” lanjut Selamat Ginting.

Selamat Ginting juga mengkritik keras tindakan membawa para peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri ke kediaman pribadi Jokowi di Solo untuk mendapatkan arahan.

“Itu sangat aneh. Jokowi bukan berasal dari militer atau kepolisian. Kenapa justru para perwira didikan Polri dibawa ke rumah seorang mantan presiden sipil untuk pembekalan?” tegasnya.

Fenomena ini, menurut Selamat Ginting, memperkuat dugaan adanya upaya Jokowi mendorong “orang-orang titipannya” ke berbagai posisi strategis, termasuk di institusi kepolisian.

“Prabowo harus tegas. Sudah saatnya melakukan reshuffle dan mengganti Kapolri yang sudah menjabat lebih dari empat tahun itu,” ujar Selamat Ginting.

Selamat Ginting juga menambahkan bahwa keterlibatan Jokowi yang terlalu dalam dalam urusan politik menimbulkan kejanggalan di mata publik. “Terlalu banyak cawe-cawe. Ini bukan hal yang lazim dilakukan mantan presiden,” katanya.