News  

Mulai Sopir Angkot Hingga Pernah Busung Lapar, Ini Kisah Sukses Bahlil Lahadalia

Bahlil Lahadalia, Calon Menteri Pemerintahan Joko Widodo

Sosok Bahlil Lahadalia, pria yang menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2018 patut diacungi jempol. Ibaratnya, semak belukar, ombak pasang, hingga badai telah dilaluinya saat merintis karier.

Sifat pantang menyerah yang membawanya meraih keberhasilan seperti saat ini.

Pendiri PT Rifa Capital ini lahir dari keluarga yang kekurangan. Sang Ibu hanya bekerja sebagai buruh cuci, dan Ayahnya buruh bangunan yang berpenghasilan Rp7.500 per hari. Sedari kecil, Bahlil telah merasakan pahitnya kehidupan, serba kekurangan, sampai turut banting tulang.

Selain pernah menjadi kondektur dan sopir angkot, Bahlil juga pernah menjadi penjual kue dan ikan di pasar. Pria kelahiran Maluku Utara ini terus memeras keringatnya tanpa kenal letih demi membantu kedua orang tuanya menghidupi adik-adiknya.

Seiring bertumbuhnya Bahlil menjadi dewasa, Bahlil bertekad untuk bangkit dan keluar dari garis kemiskinan. Bermodalkan ijazah SMA, ia pergi ke Jayapura untuk mencari pekerjaan dan syukur-syukur bisa melanjutkan Pendidikan.

Karena kebaikan ketua asrama yang ia tinggali, Bahlil mampu berkuliah di sebuah kampus swasta. Namun, ia tetap harus bekerja untuk mengumpulkan biaya. Saat itu ia kembali bekerja serabutan. Mulai dari tukang dorong gerobak sampai loper koran.

Meski begitu, ia tetap aktif berorganisasi hingga menjadi ketua senat di kampusnya.

Saking miskinnya, Bahlil hanya bisa makan siang dengan nasi yang dicampur bubur. Sementara untuk sarapan, ia harus puas dengan buah mangga di pohon dekat asramanya.

Hal ini tentu berdampak buruk buat kesehatannya dan ia terkena busung lapar saat memasuki semester 6. Tekadnya untuk menjadi orang sukses pun semakin bulat.

Setelah lulus kuliah selama 7 tahun, Bahlil mendirikan perusahaan konsultan keuangan bersama teman-temannya. Perusahaannya pun berkembang sangat cepat dan ia diamanahkan menjadi direktur di sana, memimpin 70 karyawan lainnya.

Keberhasilannya itu membuat Bahlil memperoleh gaji sebesar Rp35 juta dan sempat mendapatkan dividen karena berhasil memberikan profit pada perusahaan, Bahlil bisa mengantongi Rp600 juta.

Mulai dari sanalah langkah keberhasilan Bahlil terus naik ke atas. Sampai memiliki perusahaan sendiri dan cabang usaha di mana-mana saat ini. {wartaekonomi.com}