News  

Trust Indonesia Nilai BGN Jalankan MBG Terburu-buru Tanpa Kajian, Tak Profesional dan Tak Transparan

Direktur Riset Trust Indonesia Ahmad Fadhli mengakui ide program Makan Bergizi Gratis (MBG), sesungguhnya luar biasa baik. Namun, karena tanpa perencanaan program yang matang, malah menimbulkan berbagai persoalan di tengah masyarakat.

“Program MBG ini memang tampak dibuat terburu-buru (harus dilakukan segera) tanpa kajian matang agar program ini berjalan lebih efektif. Misalnya seharusnya ada kajian untuk menentukan lokasi prioritas program MBG, model menu sesuai ketersediaan bahan lokal dan yang paling penting siapa-siapa yang paling berhak menerimanya. Tentu tidak lupa bagaimana skema pembayaran yang melibatkan pihak ketiga atau vendor,” jelas Fadhli kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (3/5/2025).

Ketiadaan kajian yang matang, lanjut dia, yang menjadi awal mula munculnya berbagai persoalan terkait program MBG setiap harinya. Mulai dari keracunan, makanan yang tidak layak hingga kerugian vendor menjadi masalah sehari-hari.

“Merujuk survei Trust Indonesia yang berlangsung pada akhir Maret lalu, mayoritas para pakar (Key Opinion Leader/KOL) juga menyebut program MBG tidak tepat sasaran. Sebanyak 77,2 persen responden pada survei itu yakin program tersebut tidak tepat sasaran,” tegasnya.

Secara statistik, ucap dia, para KOL tersebut juga sebenarnya tidak setuju dengan program MBG. Hal ini merujuk pada 56,8 persen responden pada survei tersebut yang tidak mendukung program MBG.

“Saya kira dengan masalah yang terus bermunculan, kita bisa tegas menyebut Badan Gizi Nasional (BGN) tidak bersikap profesional. Dalam beberapa hal, sesuai dengan temuan Majalah Tempo, BGN bahkan kerap tidak transparan dalam penunjukan vendor penyedia MBG,” ujarnya.

Dia menyarankan, program MBG dapat dihentikan sementara waktu pelaksanaannya, sambil menunggu evaluasi yang komprehensif atas permasalahan-permasalahan MBG yang terjadi.

“Dengan melakukan penghentian sementara, BGN memiliki banyak waktu untuk memperbaiki pelaksanaan program MBG dan mencegah munculnya persoalan-persoalan yang biasa terjadi sebelumnya,” tandas Fadhli.(Sumber)