Panglima Generasi Cinta Negeri (Gentari), Habib Umar Alhamid, menyuarakan pandangan tegas soal kondisi kepemimpinan nasional. Dalam sebuah pernyataan publiknya, ia menyebut bahwa rakyat Indonesia sesungguhnya merindukan masa-masa pemerintahan Presiden Soeharto, yang dikenal dengan ketegasannya, kedisiplinan nasional, serta kepeduliannya terhadap kebutuhan rakyat kecil.
“Pada era Soeharto, rakyat merasa negara hadir. Petani dan nelayan dibantu langsung ketika menghadapi kesulitan. Pemerintah menjaga harga dan ketersediaan sembilan bahan pokok (Sembako). Intelijen negara kuat, keamanan dijaga dengan tangan besi, dan NKRI dilindungi dari anasir yang menyimpan dendam sejarah,” tegas Habib Umar kepada Radar Aktual, Rabu (7/5/2025)
Namun, menurutnya, nostalgia terhadap Soeharto bukan semata romantisme sejarah. Ia melihat bahwa kini muncul pemimpin yang tidak hanya meneladani nilai-nilai Soeharto, tetapi juga akan membawanya kearah yang lebih baik (Presiden Prabowo Subianto).
Habib Umar menilai bahwa Prabowo bukan sekadar melanjutkan pola kepemimpinan Soeharto, melainkan memberikan ruh baru yang lebih humanis dan menyeluruh. Salah satu program yang menjadi sorotan adalah makan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah. Bagi Gentari, program ini adalah simbol dari kecintaan Prabowo kepada generasi masa depan bangsa.
“Prabowo mencintai rakyat dari hati. Ia bukan hanya meneruskan jejak, tetapi membuat lompatan. Program makan bergizi adalah langkah konkret membangun manusia Indonesia sejak dini, sesuatu yang belum pernah dilakukan pada masa sebelumnya,” katanya.
Ia juga menyoroti upaya Prabowo dalam membela nasib buruh. Bagi Habib Umar, keputusan untuk menghapus praktik outsourcing dan memberikan perlindungan bagi para pekerja yang di-PHK adalah langkah yang menunjukkan keberpihakan nyata kepada kelas pekerja.
Kepemimpinan Tegas dan Reformasi Sistem
Selain itu, Habib Umar juga menyinggung langkah-langkah berani Prabowo dalam membenahi ekonomi nasional. Ia melihat bahwa Prabowo memahami akar persoalan ekonomi Indonesia yang selama ini terjerat oleh sistem liberal yang memperlemah negara. Upaya merebut kembali aset-aset negara yang dirampas asing, para koruptor dan kroni masa lalu menjadi bukti nyata bahwa Prabowo ingin membalikkan keadaan.
“Dia tahu ekonomi kita stuck karena banyak aset negara dikuasai pihak asing, atau individu yang tak berpihak pada bangsa dan juga para koruptor. Prabowo ingin mengembalikannya kepada rakyat dengan cara mengawasi aparatur negara dan penegak hukum. Dia ingin sistem yang sehat. Ini langkah strategis jangka panjang,” ujar Habib Umar.
Ia pun menilai bahwa penggulingan Soeharto dulu sarat dengan penggorengan isu. “Soeharto dijatuhkan bukan karena kegagalan total, tetapi karena permainan politik dan tekanan luar. Kini Prabowo menghadapi hal yang sama: tekanan, narasi negatif, tapi beliau bertahan. Kita harus kawal,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Habib Umar menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk menjaga dan mengawal pemerintahan Prabowo Subianto. Menurutnya, gebrakan Prabowo dalam bidang ekonomi, pangan, ketenagakerjaan, hingga pertahanan harus didukung penuh.
“Kita harus percaya dan mengawal, serta menjaga Presiden Prabowo agar terus melakukan gebrakan-gebrakan yang baik. Selangkah demi selangkah, Prabowo akan memenuhi keinginan masyarakat. Bisa dibilang tinggal selangkah lagi Prabowo akan mewujudkan harapan rakyat. Ini bukan janji kosong. Ini komitmen nyata,” katanya.