Nama Andi Muawiyah Ramly mendadak menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang cukup kontroversial dalam rapat dengar pendapat bersama Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI), Rabu, 21 Mei 2025.
Dalam forum tersebut, Andi secara terbuka melontarkan kritik tajam kepada Dedi Mulyadi.
Ia menyesalkan absennya perwakilan KORMI Jawa Barat dalam ajang Festival Olahraga Nasional (Fornas) ke-8 yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB). Fornas merupakan acara rutin dua tahunan yang diselenggarakan oleh KORMI.
Tanpa ragu, Andi menyebut Dedi Mulyadi sebagai “Gubernur Lambe Turah” karena dianggap hanya gencar dalam pencitraan, namun tak serius mendukung kegiatan positif seperti Fornas.
“Kalau Pak Dedi Mulyadi, Gubernur Lambe Turah, macem-macem, dia mengatakan saya akan mengongkosi seluruh UMKM sepuluh juta, kalau dia bisa vasektomi. Masa untuk penyelenggaraan KORMI tidak bisa mengutus utusan?” ucap Andi dalam rapat tersebut.
Tak berhenti di situ, ia juga membandingkan prioritas Dedi yang menurutnya lebih memilih membiayai anak-anak nakal untuk mendapat pendidikan di barak militer daripada mengirim utusan KORMI ke NTB.
“Masa dia bisa mengongkosi anak nakal untuk dididik di Kodam Siliwangi tapi untuk utusan KORMI ke NTB tidak mampu melakukan itu? Naif sekali gubernur ini, sangat naif. Makanya kita gugat di forum ini. ‘Hey Pak Dedi silakan utus KORMI Jawa Barat ke NTB,” lanjutnya lantang.
Pernyataan ini pun langsung memicu perhatian publik, terutama karena disampaikan dalam forum resmi dan ditujukan kepada sosok politikus yang cukup dikenal.
Siapa Andi Muawiyah Ramly?
Andi Muawiyah Ramly, M.Si., merupakan politisi senior yang telah menjabat sebagai anggota DPR RI selama dua periode.
Ia pertama kali duduk di Senayan pada periode 2013–2014, kemudian kembali terpilih pada 2019 hingga saat ini.
Ia berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan saat ini aktif di Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, kebudayaan, olahraga, dan pariwisata.
Lahir pada 10 Oktober 1957, Andi memiliki latar belakang pendidikan yang cukup kuat.
Ia menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Watampone dan lulus pada tahun 1969. Kemudian, ia melanjutkan ke PGA Negeri Watampone dan menyelesaikannya pada 1972.
Setelah itu, ia menimba ilmu di PHIN/SPIAIN Yogyakarta dan lulus pada 1975.
Jenjang S1 ia selesaikan di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan jurusan Filsafat pada 1983.
Tak berhenti di sana, Andi juga meraih gelar magister dari Universitas Krisnadwipayana pada 2016, dengan mengambil jurusan Pemerintahan.
Sebelum terpilih sebagai anggota DPR secara penuh, Andi sempat menggantikan Effendy Choirie sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur X, setelah Effendy diberhentikan oleh partai.
Baca juga: Sosok & Profil Aminuddin Wali Kota Probolinggo 2025, Profesi Dokter Obgyn, Pemilik RSIA Amanah
Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman politik yang cukup panjang, tak heran jika Andi Muawiyah Ramly vokal dalam menyuarakan pendapatnya.
Meski begitu, pernyataan terbukanya terhadap Dedi Mulyadi menuai pro dan kontra, terutama karena disampaikan secara langsung dalam forum resmi. Kini, publik menanti tanggapan dari pihak Dedi Mulyadi terkait pernyataan yang telah ramai diperbincangkan ini.
Riwayat organisasi
Ketua IP NU Watampone (1971–1972)
Ketua Rayon PMII Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga (1976)
Ketua Komisariat PMII IAIN Sunan Kalijaga (1978)
Ketua PC PMII Yogyakarta (1980–2004)
Wakil Sekretaris Jenderal PP Gerakan Pemuda Ansor (1984–1986)
Ketua PB PMII Jakarta (1984–1988)
Ketua PP Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (1988–sekarang)
Sekretaris Jenderal PCNI
Majelis Pertimbangan Organisasi Pemuda Pancasila Kota Parepare
Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB
Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB (2014–2019)
Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB (2019–2024).
Riwayat karier
Karyawan Kementerian Agama Republik Indonesia
Tim Ahli Wakil Ketua DPR-RI (1999–2004)
Staf Ahli Ketua DPR-RI/MPR-RI (2004–2009)
Staf Khusus Kementerian PDT (2009–2013)
Anggota PAW DPR-RI (2013–2014)[5]
Komisaris Bulog Pusat (2014–2016)
Komisaris PT Petrokimia Gresik (2016–2018)
Anggota DPR-RI (2019–sekarang).
Harta Kekayaan Andi Muawiyah
Mengutip dari laman LHKPN Andi Muawiyah Ramly terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 29 Maret 2025 untuk periodik 2024.
Ia memiliki harta kekayaan senilai Rp2,3 miliar atau spesifiknya 2.356.664.000.
Berikut rinciannya:
II. DATA HARTA
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 1.336.664.000
1. Tanah dan Bangunan Seluas 34 m2/34 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 700.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 347 m2/84 m2 di KAB / KOTA KOTA PAREPARE , HASIL SENDIRI Rp. 636.664.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 360.000.000
1. MOBIL, TOYOTA HARRIER JEEP Tahun 2012, HASIL SENDIRI Rp. 70.000.000
2. MOBIL, TOYOTA ALPHARD 2.4G A/T MINIBUS Tahun 2012, HASIL SENDIRI Rp. 290.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 450.000.000
D. SURAT BERHARGA Rp. —-
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 210.000.000
F. HARTA LAINNYA Rp. —-
Sub Total Rp. 2.356.664.000
III. HUTANG Rp. —-
IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 2.356.664.000
Ditanggapi Dedi Mulyadi
Pernyataan Andi Muawiyah ini rupanya telah ditanggapi santai oleh Dedi Mulyadi.
“Aing aya nu mere gelar deui anggota DPR, ka aing nyebutkeun ‘Gubernur Lambe Turah’. (Ada lagi yang memberikan julukan kepada saya seorang anggota DPR. Dia menyebut saya sebagai ‘Gubernur Lambe Turah’,” kata Dedi dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga Edisi 8 di Desa Panjalin Kidul, Kec. Sumberjaya, Kab. Majalengka, Rabu (21/5/2025) malam.
Dedi mengaku tidak ambil pusing dengan julukan tersebut. Bahkan, Dedi menyebut, tren saat ini banyak orang yang suka ikut-ikutan ‘Lambe Turah’.
“Keun bae Aing mah disebut ‘Gubernur Lambe Turah’ ge, da rata-rata jelma sok hayang asup ka ‘Lambe Turah’. (Tidak apa-apa saya dijuluki ‘Gubernur Lambe Turah’ karena saat ini rata-rata orang ikut ‘Lambe Turah’,” kata Dedi dengan santai dan tawa.
“Bener teu? (Betul tidak),” tanya Dedi kepada ribuan masyarakat Majalengka yang hadir malam tersebut.
“Bener (Betul),” jawab masyarakat.
Menurut Dedi, julukan apapun kepadanya tidak penting. Dedi menyatakan yang lebih penting itu adalah janji politik dan program kerjanya sebagai gubernur dapat teralisasi dan cita-cita mensejahterakan masyarakat dapat terwujud.
“Edek dibere gelar gubernur naon wae ge teu penting, nu penting mah naon nu di janjikeun ka rakyat di wujudkeun. (Julukan apapun kepada saya tidak penting, yang penting janji saya kepada rakyat dapat terwujud,” ujar Dedi.
“Betul tidak,” tanya Dedi lagi dalam Bahasa Sunda ke masyarakat.(Sumber)