Munas Golkar Vs Arena Sabung Ayam

Saya ingin memulai dari Perolehan kursi Partai Golkar yang selalu turun dari setiap Era dimana selalu yang jadi kambing hitamnya adalah Ketua Umum yang dianggap tidak becus memimpin Partai dll, selalu narasi itu yg diangkat menjelang Munas dikarenakan suasana kebatinan Pertarungan lebih tinggi dibandingkan suasana kebatinan untuk melakukan evaluasi yang jauh lebih konstruktif terkait arah kebijakan politik 5 tahun.

Sekarang Airlangga yang menjadi bulan bulanan itu, andaikan nanti Ketumnya Bambang Soesatyo pun pasti akan menghadapi hal yang sama (Kutukan besar Partai Golkar)

Sekarang untuk yang kesekian kalinya kita melakukan hal yang sama, dimana masing2 pihak membangun Narasi yang seakan-akan mereka benar dan yang lain salah. Sejatinya Kubu Incumbent tentunya akan Defensif dan sejatinya Kubu Penantang tentunya akan membangun Narasi menyerang dengan Negatif Campaign (makna Negatif Campaign berbeda tentunya dengan Black Campaign).

Keadaan ini hampir sekali mirip seperti arena pertarungan sabung ayam dimana para penonton Berteriak-teriak, Tertawan, Ada yang marah, ada yang mabuk, ada juga sang bandar yang pegang uang taruhan, bahkan tidak sedikit juga para wanita wanita nakal yang menawarkan dirinya, bahkan banyak juga yang berteriak hajar dan paten dll, betul betul jauh sekali dari suasana positif dan kondusif yang kita harapkan.

Sang Ayam aduan pun dengan mata merah dan ganas nya berlaga dengan Gagah berani saling membunuh dan bertikai tanpa kenal lelah, keduanya akan berhenti di saat mereka sama-sama menyadari bahwa darah mereka telah habis mengucur di laga arena aduan.

Ayam yang kalah terkulai lunglai tak berdaya menatap sang pemenang yang berkokok bangga menandakan bahwa dia adalah pemenang bahkan tidak sedikit juga kedua-duanya mati lunglai bersimbah darah. Tidak pernah ada ayam aduan yang menang tanpa luka dibadannya yang akan selalu meninggalkan bekas luka yang akan menjadi warisan turun temurun untuk anak cucunya.

Yang tertawa terbahak-bahak dan senang gembira hanyalah Penonton dan Penjudi serta bandar yang punya lapak tempat aduan, mereka tertawa senang tanpa pernah memikirkan nurani dan moral Ayam yg berlaga, didalam benak mereka hanyalah ingin memuaskan syahwat hati hitam kelam yg ada didalam diri mereka.

Narasi demokrasi yang selalu digulirkan oleh mereka para pencinta sabung ayam hanyalah memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk berlaga di medan Munas, tapi mereka lupa banyak hal yang jauh lebih bernilai dan penting untuk Memaknai Arti Demokrasi yang sebenarnya yaitu Perdebatan Ide dan konsep berpartai 5 tahun kedepan, Perdebatan arah dan langkah Partai 5 tahun kedepan, Isue isue kekinian Tentang Baerbangsa dan bernegara, Solusi kongkrit bagaimana menumbuhkan ekonomi rakyat, program karya kekaryaan apa yang akan kita jalankan dll nya.

Mereka Para Pencinta Sabung ayam telah menyempitkan Makna Demokrasi yg sebenarnya hanya sebatas Medan Pertarungan Para Ayam Ayam saja.

Sungguh bahagia saya pada saat menonton Live Metro Tv melihat dua orang kader kader terbaik Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo yang bersepakat untuk bersatu dan saling mendukung dimana kita buktikan di dalam pertarungan Perebutan Ketua MPR yang terpilih secara Aklamasi Bambang Soesatyo dan bahkan bonus persatuan Partai Golkar tersebut menghasilkan juga Bang Fadel Muhammad sebagai Pimpinan MPR juga mewakili DPD RI, dimana pada saat itu kita semua kader Partai Golkar saling bahu membahu memperjuangkan Kadernya untuk duduk di posisi prestisius di MPR, sampai-sampai ada beberapa rekan saya dari partai lain mengatakan (Golkar memang tidak boleh bersatu, ngeri!). Hal ini menandakan bahwa kebersamaan, persatuan dan soliditas Partai menjadi kunci penentu melesatnya Keberhasilan sebuah Partai.

Pilihan itu semua ada pd kita semua untuk segera dan mau memulai dan betul betul menghasilkan Munas Partai Golkar yang sebenarnya dgn lebih banyak memfokuskan energi diri kita untuk membahas hal hal yang jauh lebih konstruktif atau kita tetap ingin Kembali mengulangi Keadaan yang sama dengan menjadikan Laga Tarung Sabung Ayam yg hanya akan meninggalkan luka serta menyenangkan para Pencinta Sabung Ayam kembali bahkan menghabiskan energi dan materi sia-sia, bukan hanya sekedar berdebat dan menghabiskan titik fokus kita kepada perdebatan siapa Ketum kedepan.

Pilihan itu semua ada pd diri kita semua para Kader Partai Golkar, semoga kita semua bisa memaknai Semua kejadian kejadian yang lalu, sekarang dan kedepan seperti Anak Panah didalam sebuah Busur yang sedang ditarik untuk bs melesat kencang dan tajam kedepan menuju kearah sasaran Kemenangan Partai Golkar yang kita tercinta…

Maman Abdurrahman, Wasekjen DPP Partai Golkar
Kita Kuat Karena Bersatu – Kita Bersatu Karena Kuat