Hetifah: Kampus Ujung Tombak Gerakan Kerelawanan COVID-19

Beberapa Perguruan Tinggi memberikan keringanan pada mahasiswanya dalam pembayaran uang kuliah. Hal tersebut seperti yang dipaparkan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (5/5/2020).

Keringanan tersebut antara lain berupa pembebasan sementara, pengurangan, keluwesan mengangsur, dan penundaan pembayaran.

Menanggapi hal itu, wakil ketua komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyampaikan apresiasinya.

“Ini adalah kabar yang sudah ditunggu-tunggu kita semua. Terima kasih banyak para rektor dan pihak universitas yang sudah mau memahami keadaan para mahasiswa dan juga orangtua di masa pandemi ini,” ujarnya.

Hetifah mengatakan, di masa seperti ini seluruh pihak harus bekerja keras memutar otak untuk menjamin hak atas pendidikan tetap terpenuhi.

“Jangan sampai ada anak yang putus pendidikannya karena tidak mampu membayar. Kami di DPR berusaha mendorong kebijakan-kebijakan yang meringankan mahasiswa, seperti pemberian subsidi kuota. Para rektor juga sekarang tugasnya cukup berat, memikirkan bagaimana menjaga kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung dengan pemasukan yang jauh berkurang dari sebelumnya,” paparnya.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menyatakan, pihak kampus dapat memilah-milah dengan cermat mata anggaran yang dapat diefisiensikan.

“Dengan pembelajaran dari rumah ini banyak sekali yang bisa dihemat, misalkan anggaran listrik, air, biaya operasional lainnya, dan kegiatan-kegiatan yang tidak jadi dilaksanakan. Juga dengan adanya stimulus-stimulus pemerintah seperti keringanan pajak dan subsidi listrik, saya harap bisa sedikit banyak membantu. Sementara, hak-hak dosen dan karyawan sebaiknya tetap terpenuhi seutuhnya,” jelasnya.

Di sisi lain, politisi asal Kalimantan Timur (Kaltim) berharap Perguruan Tinggi dapat menjadi salah satu pihak yang berperan aktif selama masa pandemi ini.

“Peran perguruan tinggi sebenarnya sangat strategis dalam membantu penanganan Covid-19 ini. Sebagai contoh, fakultas kedokteran dan biologi dapat berkolaborasi membuat riset-riset terobosan mengenai Covid-19. Saya harap Kemendikbud bisa mengkoordinasikan ini,” ucapnya.

Terakhir, Hetifah menambahkan bahwa perguruan tinggi dapat menjadi ujung tombak gerakan kerelawanan pemuda.

“Perguruan tinggi dapat menjadi sumber utama perekrutan relawan-relawan Covid-19. Program kerelawanan mahasiswa yang digagas Kemendikbud saja pada gelombang pertama sudah dapat menjaring 15.000 relawan. Yang mendaftar bahkan jauh lebih banyak dari itu. Potensi-potensi iniliah yang dapat digali lagi oleh pihak kampus. Kalau semua Perguruan Tinggi memiliki inisiatif pengabdian masyarakat, saya yakin ini efeknya akan besar sekali.” pungkasnya.