PBSI Home Tournament, Bukan Sekadar Uji Coba Bulutangkis

PBSI Home Tournament bukan turnamen resmi namun pertandingan yang tersaji bakal menghapus dahaga penonton akan aksi menarik dari lapangan badminton.

Sudah lebih dari tiga bulan dunia badminton hampa pertandingan. Pandemi virus corona (Covid-19) memaksa semua turnamen di seluruh dunia gagal digelar demi mencegah penyebaran Covid-19.

Kini di masa new normal, Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) berinisiatif menggelar Home Tournament. Home Tournament adalah sebuah kompetisi internal yang mempertemukan atlet-atlet penghuni pelatnas. Kompetisi ini dimulai dengan laga tim ganda putra pada 24-26 Juni.

Ini merupakan kompetisi pertama yang dijalani para atlet di masa pandemi setelah terkurung lebih dari tiga bulan. Kompetisi terakhir yang mereka lakoni adalah All England 2020 pada awal Maret lalu.

Sedangkan turnamen internasional terdekat, jika sesuai rencana, baru berlangsung Agustus mendatang untuk kelas super 100 di Lingshui China Master, biasanya diikuti para pelapis. Turnamen besar sekelas Super 500 terdekat adalah Korea Open pada 8-13 September mendatang.

Tak main-main, PBSI membuat home tournament seolah sebagai pengganti Indonesia Open yang seharusnya digelar pada Juni ini.

Meski hanya antar pemain pelatnas, turnamen ini dibuat layaknya pertandingan resmi lengkap dengan lapangan, pencahayaan, siaran langsung, hingga pundi-pundi uang untuk sang juara.

Hanya kurang penonton yang bersorak-sorak di pinggir lapangan, lantaran kompetisi dibuat tanpa penonton dengan protokol kesehatan yang ketat.

Melalui Home Tournament ini, PBSI berharap atlet dapat menjaga gairah dan jiwa kompetisi mereka di tengah pandemi yang masih panjang.

Namun, lebih dari pada itu, turnamen ini semestinya bukan sekadar uji coba biasa. Ini merupakan ajang pembuktian bagi atlet pelatnas setelah melakukan latihan berat tanpa henti selama tiga bulan terakhir.

Turnamen ini juga merupakan adu gengsi untuk menunjukkan pemain terbaik di Indonesia saat ini.

PBSI Home Tournament dibuka dengan pertarungan dari sektor ganda putra. Sektor lain, secara bergantian dihelat pada minggu-minggu berikutnya.

Sayangnya, tak semua pemain ganda putra pelatnas ikut serta di Home Tournament ini. Tak ada nama pemain senior seperti Wahyu Nayaka/Ade Yusuf dan juga sejumlah pelapis dan pemain berstatus magang. PBSI beralasan beberapa pemain muda sedang dikarantina.

Ini berbeda dengan sektor lain seperti tunggal, ganda putri, dan ganda campuran yang mengikutsertakan semua pemain yang tergabung di pelatnas. Hanya tak ada pasangan Ni Ketut Mahadewi Istarani/Tania Oktaviani Kusumah di ganda putri karena Ketut cedera dan Tania diskorsing karena indisipliner.

Di ganda putra, tim pelatih juga melakukan perombakan besar-besaran dengan hanya memilih enam pasangan saja yang merupakan kombinasi senior dan junior.

Tiga ganda putra utama pelatnas yang kini bertengger di top 10 dunia; Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dipecah dan dipasangkan dengan junior prioritas yang diprospek melanjutkan kejayaan ganda putra Indonesia yang terkenal tak ada matinya.

Skill tinggi milik Kevin bakal diuji saat dipasangkan bersama Moh Reza Pahlevi Isfahani. Begitu pula dengan ketangkasan Marcus yang disandingkan dengan Muhammad Shohibul Fikri.

Sedangkan Ahsan mesti membuktikan keunggulannya karena dipasangkan dengan juara dunia junior Leo Rolly Carnando.

Kombinasi menarik juga tercipta pada Rian dan Daniel Marthin yang keduanya notabene merupakan tukang gebuk atau pemain belakang. Dua pasangan lainnya adalah Hendra/Pramudya Kusumawardana dan Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambit.

Di ganda putri perombakan hanya terjadi pada ganda utama, Greysia Polii yang dipasangkan dengan Febby Valencia Dwijayanti serta Apriyani Rahayu dengan Putri Larasati. Di ganda campuran, para pemain tetap dengan pasangan asli.

Di ganda putra, kompetisi akan menggunakan sistem round robin setengah kompetisi, semua pasangan bakal saling bertemu dalam tiga hari. Pemenang ditentukan berdasarkan peringkat klasemen tertinggi.

Artinya, setiap pemain bakal bermain dua kali dalam dua hari berturut-turut selama dua hari pada sesi pagi dan sore. Satu pertandingan lagi digelar di hari terakhir.

Menarik untuk melihat bagaimana para senior papan atas dunia yang sudah malang melintang dan meraih berbagai gelar juara ini menggembleng junior.

Beban berat bagi senior lantaran mempertaruhkan gengsi untuk membimbing junior dengan baik. Pasalnya, tak semua pemain bisa dengan mudah dipasangkan dengan yang lain.

Sedangkan para junior juga harus mampu bermain lepas tanpa beban dan bukan jadi sasaran atau sumber kesalahan. Sudah semestinya mereka menimba ilmu dan pengalaman dengan para senior.

Menarik pula untuk melihat bagaimana setiap tingkah pemain di lapangan. Jika Marcus/Kevin terkenal dengan gaya yang tengil di lapangan, akankah tingkah yang sama bakal keluar saat berpasangan dengan junior?

Keputusan rombak pasangan ini juga bisa jadi opsi pasangan di masa depan, misalnya untuk turnamen beregu. Juga untuk meningkatkan atau mempercepat matangnya junior sehingga siap diorbitkan di masa depan.

Di sektor tunggal, ganda putri, dan ganda campuran bakal menggunakan sistem grup dengan dua pasangan terbaik melaju ke perempat final. Sistem ini bakal jadi ajang pembuktian pemain terbaik di Indonesia saat ini, junior yang bakal menggebrak atau senior yang akan bertahan.

Setiap pemain juga dituntut untuk bisa menjaga ritme dan membaca permainan. Sebagai pemain yang sudah saling mengenal dalam latihan, mestinya membaca permainan teman sendiri yang kerap berjumpa bukanlah hal yang sulit.

Begitu pula menjaga stamina karena mesti bermain dua kali sehari. Ini juga pembuktian motivasi dan hasil latihan keras selama tiga bulan di masa pandemi.

Terlepas dari siapa pemenangnya, sebagai penikmat badminton ini waktu yang tepat untuk menikmati permainan kelas dunia dan bakat-bakat andal yang bakal menjadi penerus juara. Pemain-pemain yang penuh kecepatan, skill, dan juga trik berkelas. Selamat menikmati laga senior-junior. {CNN}