Inggris Krisis Keuangan, Ajang All England Tahun 2021 Terancam

Turnamen bulutaangkis bergengsi sekaligus tertua di dunia, yakni All England terancam batal digelar tahun depan.

Kepala Eksekutif bulutangkis Inggris, Adrian Christy, telah meminta bantuan keuangan dari Pemerintah Negeri Ratu Elizabeth. Hal itu dilakukan setelah berbagai memerangi COVID-19 justru mengancam penyelenggaraan All England.

Turnamen yang telah digelar semenjak tahun 1899 itu terancam digelar tanpa penonton untuk tahun depan karena pandemi Corona yang belum ada tanda-tanda berakhir.

Ditambah lagi pemerintah Inggris kini mengambil langkah tegas untuk pencegahan COVID-19 setelah peningkatan jumlah kasus kembali tinggi.

Adrian Christy pun telah meminta bantuan dana sebesar 1 juta poundsterling atau setara Rp19 miliar lebih untuk memastikan All England tetap akan digelar pada 17 hingga 21 Maret tahun depan.

“Mengingat saat-saat yang belum pernah terjadi sebelumnya yang terus kami pelajari, kami telah merencanakan sejumlah skenario karena semakin jelas bahwa Kejuaraan (All England) 2021 bisa terancam,” kata Christy seperti dilansir dari Inside The Games.

“Pengumuman Pemerintah mengindikasikan kita harus bersiap menghadapi fakta bahwa fans mungkin tidak dapat hadir jika keadaan tidak membaik selama enam bulan ke depan,” tambahnya.

“Prioritas nomor satu saya adalah keberlanjutan bulu tangkis Inggris, terutama saat ini, dan Kejuaraan All England adalah bagian utama dari perekonomian kita.”

Bulutangkis Inggris sendiri mengalami kerugian besar selama pandemi COVID-19 menyusul banyaknya turnamen yang batal digelar sejak Maret silam.

Kejuaraan bulutangkis di Inggris yang digelar tanpa penonton menyebabkan kerugian yang tak sedikit yakni mencapai 1,75 juta poundsterling atau setara Rp33,5 miliar.

Inggris bahkan terpaksa mundur menjadi tuan rumah European Mixed Team Championships 2021 karena masalah dinansial. Ajang All England sendiri digelar tahun ini Maret lalu dan seolah menjadi penutup ajang bulutangkis sebelum berhenti total. {indosport}