News  

Bukan Oleh Teroris, Pendeta di Prancis Ini Ditembak Oleh Suami Dari Wanita Selingkuhannya

Seorang tersangka sudah mengaku sebagai pelaku penembakan seorang pendeta Gereja Orthodoks Yunani di kota Lyon, Prancis, pekan lalu dengan motif perselisihan pribadi, kata pihak kejaksaan.

Peristiwa itu menghebohkan Prancis karena terjadi beberapa hari setelah insiden di sebuah gereja di kota Nice, yang disebut pemerintah sebagai serangan teroris.

Petugas meminta keterangan korban di rumah sakit setelah dia pulih dari koma pada hari Rabu (4/11/2020) dan memperoleh informasi tentang kejadian yang dialaminya.

Dari cerita pendeta itu, diketahui bahwa dia memiliki banyak kisah asmara dengan kaum hawa. Dari sana polisi mendapatkan gambaran “suami cemburu” sebagai motif dari insiden penembakan tersebut.

Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Giorgi P berkewarganegaraan Georgia, ditangkap di rumahnya di Lyon hari Jumat (6/11/2020), lapor koran Prancis Le Parisien.

Mengutip keterangan jaksa Lyon, Nicolas Jacquet, koran itu melaporkan bahwa ternyata pelaku adalah suami dari seorang wanita Rusia berusia 35 tahun yang memiliki hubungan asmara dengan pendeta Kakavelakis.

Pendeta Kakavelakis (lihat gambar) ditembak ketika sedang menutup gerejanya pada 31 Oktober.

Peristiwa penembakannya terjadi beberapa hari setelah tiga orang tewas dalam serangan di sebuah gereja di kota Nice. Penembakan terhadap pendeta Orthodoks itu dikhawatirkan meniru aksi di Nice.

Pelaku yang berpakaian serba hitam melepaskan tembakan dua kali sehingga menyebabkan luka parah di bagian perut Romo Nikos, yang kala itu tidak berpakaian seragam pendeta. Pelaku kabur tanpa mengutarakan ancaman atau tuntutan apapun.

Wanita selingkuhan pendeta Kakavelakis mengaku tidak mengetahui rencana tindakan kriminal yang dilakukan pasangannya Giorgi P, tetapi dia mengkonfirmasi hubungan zina yang dilakukannya dengan pendeta itu.

Rohaniwan Gereja Orthodoks itu, yang sedang memulihkan diri usai operasi bedah, satu bulan sebelum kejadian konon sudah mengumumkan akan mengundurkan diri dari gereja. {hidayatullah}