Ahmad Yani Tegaskan KAMI Bukan Sayap Partai Masyumi

Salah satu deklarator Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) reborn, Ahmad Yani memastikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tak bakal jadi sayap organisasi partai besutannya.

Menurut Yani, KAMI sejak awal memang bukan dideklarasikan untuk terlibat dalam politik praktis meski dalam beberapa prinsip dan tujuan keduanya beririsan.

Yani yang juga merupakan Komite Eksekutif KAMI menjelaskan, bahwa organisasinya adalah gerakan moral, dan tak akan menjadi bagian dari Masyumi yang ikut ia dirikan.

“Kami adalah gerakan moral. Gerakan intelektual yang tidak berbasis pada politik praktis atau politik kepentingan,” kata Yani lewat sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Minggu (8/11) malam.

Selain itu kata Yani, sebagai sebuah partai, Masyumi telah lebih dulu direncanakan untuk didirikan meski dideklarasikan setelah KAMI. Sejumlah petinggi Masyumi telah membahas pendirian partai Orde Lama itu sejak Maret 2019, jauh sebelum deklarasi KAMI.

Namun demikian, keduanya memiliki sejumlah kesamaan prinsip terkait kondisi negara saat ini. Misalnya, kata dia, Masyumi dan KAMI sepakat terkait keinginan untuk membawa kedaulatan ekonomi dan memperbaiki kondisi hukum yang saat ini dinilai karut marut.

“Antara tujuannya KAMI dengan Masyumi mungkin ada persamaan dan perbedaan. Persamaannya mungkin ada hal-hal yg ideal yang diinginkan kami yang ingin diperjuangkan Masyumi juga,” katanya.

Lebih dari itu, menurut Yani, sejumlah petinggi KAMI juga telah memiliki eksistensi kendati tak bergabung dengan partai. Ia menyebut sejumlah nama seperti Rocky Gerung maupun Din Syamsuddin yang telah eksis tanpa harus bergabung dengan partai.

“Jadi kami hadir di KAMI itu bukan sebagai Masyumi. Tapi sebagai individu. Abdullah Hehamua sebagai mantan wakil penasehat KPK. Saya advoka, dosen dan mantan DPR,” kata dia.

“Hadirnya kami itu adalah kumpulan individu bukan kumpulan organisasi,” imbuh Yani.

Namun demikian, Yani menyebut bahwa Masyumi juga telah menyiapkan sejumlah sayap organisasi partai. Pihaknya dalam waktu dekat telah berencana kembali menghidupkan beberapa sayap organisasi Masyumi dulu.

Sejumlah organisasi tersebut seperti Serikat Petani Islam Indonesia (SPII), Serikat Nelayan Islam Indonesia (SNII), hingga Serikat Buruh Islam Indonesia (SBII). Meski Masyumi sejak 1960 telah dinonaktifkan, sejumlah organisasi itu masih hidup.

Bahkan, pihaknya tak menutup kemungkinan untuk mendirikan sayap organisasi baru, seperti untuk menjangkau kelompok milenial.

“Ya pertama organisasi sayap Masyumi lama yang masih aktif kita akan komuniaksi dan konsolidasi,” kata dia. {CNN}