Jika Airlangga Paksakan Maju di Pilpres 2024, Golkar Bisa Tenggelam

Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, menilai Partai Golkar akan mengalami kegagalan jika Ketua Umum (Ketum) Airlangga Hartarto memaksakan diri maju capres pada Pilpres 2024 mendatang.

Menurut Ubedilah, Golkar merupakan partai kawakan yang mempunyai kekayaan pengalaman politik. Hanya PDIP yang bisa menandinginya.

“Tetapi kedua partai tersebut sejatinya berkali-kali memiliki pengalaman yang sama yaitu gagal dalam kontestasi pilpres. Ini dialami Golkar dan PDIP pada tahun 2004 dan 2009,” ujar Ubedilah dalam keterangannya, Selasa (19/1).

Di mana, pada 2004, Golkar mencalonkan Wiranto dan Sholahuddin Wahid. Sementara PDIP mencalonkan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi.

Pada Pilpres 2004 itu, Golkar dan PDIP gagal memenangi kontestasi Pilpres. Kemudian 2009, Golkar mencalonkan Jusuf Kalla dan Wiranto.

Sedangkan PDIP mencalonkan Megawati-Prabowo Subianto. Golkar kembali gagal, begitu juga PDIP. Keduanya tidak memenangi kontestasi.

“Bagaimana dengan Airlangga Hartarto? Kecenderungan psikologis politik dan sosiologis politiknya jika Airlangga Hartarto memaksakan diri nyapres di 2024 kemungkinan besar juga akan menemui kegagalan,” kata Ubedilah.

Ubedilah berpandangan, tren sosiologis politik 2024 ke atas merupakan ruang penting bagi pemilih milenial generasi yang lahir 1980-an yang akan menjadi pemilih dominan dan mendominasi sirkulasi jejaring media sosial.

“Generasi milenial ini memiliki konstruksinya sendiri tentang masa depan Indonesia yang sama sekali berbeda dengan generasi Airlangga Hartarto, Megawati atau tokoh senior lainya,” katanya.

Sementara itu, tokoh-tokoh Golkar lainnya sambung Ubedilah, seperti Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono dan Luhut Binsar Pandjaitan juga dianggap sangat sulit dijual pada Pilpres 2024 nanti. {gempi}