Masuk Kriteria Negara Hampir Miskin, Seberapa Miskin Penduduk Indonesia?

Banyak pejabat Indonesia sangat bangga dengan posisi ekonomi Indonesia yang berada di urutan 16 terbesar dunia. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia 2017 mencapai Rp 13.892 triliun.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 259,17 juta orang, maka pendapatan rata-rata per penduduk, atau dikenal juga dengan pendapatan per kapita, pada 2017 mencapai Rp 53,6 juta, atau sekitar 3.840 dolar AS.

Dengan pendapatan per kapita sebesar ini, Indonesia dikategorikan negara berpenghasilan menengah: antara menengah bawah dan menengah atas.

Menurut kriteria internasional, negara dengan pendapatan per kapita di bawah 1.005 dolar AS termasuk negara berpendapatan rendah, alias negara miskin.

Pendapatan per kapita antara 1.006 dolar AS hingga 3.955 dolar AS termasuk negara berpendapatan menengah bawah, alias negara hampir miskin.

Dan pendapatan per kapita antara 3.956 dolar AS hingga 12.235 termasuk negara berpenghasilan menengah atas. Dan selebihnya termasuk negara berpenghasilan tinggi, alias negara kaya.

Di tengah eforia Indonesia masuk negara berpenghasilan menengah atas, tiba-tiba kita dikejutkan berita buruk dari lembaga internasional ADB (Asian Development Bank).

Belum lama berselang, ADB menurunkan laporan bahwa ada sekitar 22 juta penduduk Indonesia menderita kelaparan selama periode 2016-2018. Berita ini sangat mengejutkan.

Bagaikan halilintar di tengah hari. Sekaligus memalukan, Bagaimana mungkin negara kaya seperti Indonesia, dengan ekonomi nomor 16 terbesar dunia, mempunyai 22 juta penduduk yang menderita kelaparan. Jumlah ini sangat besar sekali, mencapai sekitar 8,5 persen dari total penduduk.

Berita ADB tersebut membuat kita semua tersadar dari mimpi. Dan bertanya-tanya, apakah Indonesia memang sedemikian miskinnya sehingga 8,5 persen penduduknya menderita kelaparan? Dan seberapa miskin rakyat Indonesia sebenarnya?

Ekonomi Indonesia dibangun, dan merupakan akumulasi, dari ekonomi di daerah, yaitu ekonomi kabupaten (dan kota) yang totalnya berjumlah 514. Ekonomi di kabupaten direpresentasikan dengan PDRB yaitu Pendapatan Regional Domestik Bruto.

Dibagi dengan jumlah penduduk di kabupaten maka kita dapatkan pendapatan rata-rata per penduduk (kapita) kabupaten. Ternyata, besarnya sangat variatif sekali.

Antara 329 dolar AS hingga 45.823 dolar AS. Atau 139 kali lipat. Artinya, perbedaan (atau kesenjangan) pendapatan per kapita antar kabupaten sangat besar.

Kabupaten Pegunungan Arfak di Papua Barat merupakan kabupaten termiskin di Indonesia, dengan pendapatan per kapita sebesar 329 dolar AS.

Sedangkan Kota Administrasi Jakarta Pusat merupakan daerah terkaya di Indonesia, dengan pendapatan per kapita mencapai 45.823 dolar AS, jauh lebih besar dari pendapatan per kapita Korea Selatan yang hanya mencapai 28.380 dolar AS (2017).

Juga lebih besar dari pendapatan per kapita Jerman yang sebesar 43.710 dolar AS. Sumber data: Bank Dunia.

Lebih miris lagi, penduduk kabupaten Pegunungan Arfak termasuk penduduk termiskin kedua di dunia, satu tingkat di atas Burundi yang merupakan negara termiskin di dunia dengan pendapatan per kapita hanya 293 dolar AS.

Dan masih di bawah Malawi yang merupakan negara termiskin kedua di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar 357 dolar AS.

Profil kemiskinan di Indonesia memang mengkhawatirkan. Terdapat 6,56 juta penduduk Indonesia yang tersebar di 29 kabupaten termasuk penduduk sangat miskin dengan pendapatan per kapita di bawah 1.000 dolar AS.

Mereka umumnya berada di Indonesia bagian Timur: 10 Kabupaten di provinsi Papua, 13 Kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), 2 Kabupaten di provinsi Papua Barat, 1 Kabupaten di provinsi Sulawesi Barat,

1 Kabupaten di provinsi Maluku, 1 Kabupaten di provinsi Sumatra Selatan, dan 1 Kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Barat. Mereka semua sejajar, dan bisa lebih miskin, dari penduduk di 20 negara termiskin di dunia.

Kemudian, ada 99,48 juta penduduk (hampir) miskin yang tersebar di 176 Kabupaten, atau sekitar 38,6 persen dari total penduduk, mempunyai pendapatan per kapita di bawah 2.000 dolar AS.

Artinya, mereka lebih miskin dari rata-rata penduduk Vietnam yang mempunyai pendapatan per kapita 2.190 dolar AS (2017).

Dengan profil kemiskinan seperti ini tidak heran kalau ada 22 juta penduduk Indonesia menderita kelaparan. Ternyata memang masih banyak penduduk Indonesia yang masuk kategori miskin dan sangat miskin, bahkan setara dengan kemiskinan di 20 negara termiskin di dunia.

Semoga fakta di atas dapat membuat para pejabat Indonesia mawas diri dan tidak menjadi sombong dengan posisi ekonomi Indonesia yang berada di urutan 16 terbesar dunia.

Karena, posisi ekonomi ini sesungguhnya tidak berarti banyak. Sudah waktunya para pejabat Indonesia bekerja sungguh-sungguh untuk mengangkat kehidupan rakyat Indonesia dari jurang kemiskinan. {peps}