News  

Viral! Video Diplomat Nigeria Ditangkap dan Disiksa, Ternyata Lebih Dulu Pukul Petugas Imigrasi

Sebuah video menjadi viral di media sosial (medsos) dengan narasi seorang pria warga negara (WN) Nigeria ditangkap dan disiksa oleh petugas imigrasi Indonesia.

Dalam potongan video yang beredar di Twitter pada Minggu (8/8/2021), WN Nigeria itu terlihat dipegangi oleh tiga orang pada bagian kepala dan tangannya di dalam sebuah mobil.

WN Nigeria itu pun terdengar teriak “I can’t breathe, i can’t breathe (saya tak bisa bernapas, saya tak bisa bernapas),” saat petugas memeganginya. Belakangan diketahui bahwa pria yang mengenakan baju lengan panjang berwarna putih itu adalah seorang diplomat.

Dubes RI dipanggil
Pemerintah Nigeria sendiri telah memanggil Duta Besar RI untuk Nigeria, Usra Hendra Harahap menyusul viralnya peristiwa tersebut.

Dilansir dari The Guardian, Pemerintah Nigeria mengklaim Dubes RI telah meminta maaf atas nama Pemerintah Indonesia atas peristiwa tersebut. Pemerintah Nigeria dalam pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri menyayangkan terjadinya insiden itu.

Peristiwa tersebut dinilai bertentangan dengan hukum internasional dan Konvensi Wina yang mengatur hubungan diplomatik dan konsuler antar negara.

“Selain permintaan maaf Dubes RI, petugas imigrasi yang bertanggung jawab atas penyerangan tersebut juga telah meminta maaf kepada korban,” kata Kementerian Luar Negeri Nigeria, dilansir pada Selasa (10/8/2021).

Klarifikasi Imigrasi
Sementara itu, pihak Imigrasi mengklarifikasi narasi yang telah beredar luas di media sosial. Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI DKI Jakarta Ibnu Chuldun, peristiwa yang terjadi pada Sabtu (7/8/2021) lalu itu akibat tindakan arogan serta penyerangan yang dilakukan oleh diplomat tersebut kepada petugas imigrasi.

“Justru WNA asal Nigeria itu yang melakukan pemukulan terhadap petugas kami saat dalam perjalanan ke kantor imigrasi,” ujar Ibnu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (10/8/2021).

“Yang bersangkutan dibawa ke kantor karena bersikap tidak kooperatif dengan menghardik petugas yang melakukan pemeriksaan dokumen dan malah menantang untuk ditahan,” ucap dia.

Akibat pemukulan tersebut, kata Ibnu, salah satu petugas Kantor Imigrasi mengalami luka bengkak dan berdarah pada bagian bibir sebelah kiri. Ia mengatakan, aksi pemukulan tersebut bisa dibuktikan dari hasil visum yang dilakukan atas kejadian tersebut.

“Setelah pemukulan itu, petugas kami lantas memegangi WNA tersebut. Jadi, yang terlihat di video itu justru petugas kami berusaha mencegah WNA asal Nigeria itu kembali melakukan kekerasan atau hal yang tidak diinginkan,” kata dia.

Dugaan izin tinggal habis Ibnu menjelaskan bahwa kejadian tersebut berawal dari informasi yang diterima petugas mengenai adanya sekelompok warga negara asing yang diduga izin tinggalnya telah habis dan menginap di salah satu hotel di Jakarta Selatan.

Kemudian, petugas mendatangi lokasi menginap para WNA itu karena mereka diduga berencana mengadakan sebuah pesta di hotel tersebut pada Sabtu sore.

Oleh pihak hotel, lanjut Ibnu, petugas diberitahu bahwa para WNA tersebut telah check out dan berpindah ke sebuah apartemen yang masih berlokasi di wilayah Jakarta Selatan. Ia menuturkan bahwa, petugas kemudian mendatangi apartemen tersebut dan mendapati seorang WNA di lobi apartemen.

“Ketika petugas menanyakan paspor dan identitas dirinya, WNA tersebut marah dan tidak mau menyerahkan dokumen tersebut,” kata Ibnu.

“Dia juga sempat menghardik petugas dan malah menantang untuk ditahan. Karena dia tidak kooperatif akhirnya dibawa petugas ke kantor imigrasi,” ujar dia.

Ibnu mengatakan, dalam perjalanan menuju Kantor Imigrasi yang WNA tersebut malah melakukan pemukulan terhadap petugas Imigrasi sehingga harus dipegangi.

“Dia terus berteriak-teriak sepanjang perjalanan dan sampai di kantor imigrasi juga masih berteriak. Padahal, petugas tidak melakukan kekerasan kepadanya,” kata Ibnu.

“Setelah ditanyai, barulah akhirnya dia mengaku sebagai diplomat dengan menyerahkan Kartu Diplomatik Kedutaan Nigeria,” ucap dia.

Minta maaf
Ibnu berharap klarifikasi yang disampaikan pihak Imigrasi ini bisa menjernihkan berbagai tudingan yang dialamatkan kepada pihaknya.

Ia juga menyebut permasalahan itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan setelah Duta Besar Nigeria Ari Usman Ogah mendatangi Kantor Imigrasi Jakarta Selatan pada petang harinya dengan disertai petugas kepolisian Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya.

Peristiwa ini, kata dia, sebenarnya tidak perlu terjadi bila WNA tersebut sejak awal bersikap kooperatif dengan petugas dan terbuka dengan statusnya sebagai diplomat. Ibnu berharap penjelasan ini sekaligus bisa menjernihkan tudingan yang beredar di media sosial atas petugas Imigrasi .

“Setelah proses mediasi dan mendengarkan kronologi kejadian dari kedua belah pihak akhirnya petang itu juga petugas dan WNA tersebut sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan,” kata Ibnu.

“Kedua pihak mengakui telah terjadi kesalahpahaman dan sepakat berdamai disaksikan oleh Pimpinan Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dan Duta Besar Nigeria,” tutur dia.