News  

Pandemi Surut, Ekonomi Lolos Dari Resesi, Bahlil: Duet Airlangga-Luhut Beri Efek Positif Bagi Indonesia

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi peran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam penanganan pandemi Covid-19.

Menurut Bahlil, peran Airlangga dan Luhut dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia.

“Duet Pak Airlangga dan Pak Luhut sangat positif untuk Indonesia. Alhamdulillah perlahan (kasus) mulai menurun. Sekarang kita dalam posisi rendah. Duet yang sangat positif,” kata Bahlil, Minggu (26/9/2021).

Bahlil menyatakan, koordinasi keduanya membuat status pandemi semakin menurun. Dari sisi kinerja ekonomi, misalnya, Indonesia berhasil keluar dari resesi. Ini dampak pertumbuhan ekonomi kuartal dua 2021 mencapai 7,07 persen.

“Sesuai arahan Pak Jokowi, strategi pemerintah menangani pandemi itu dengan dua cara, gas dan rem. Remnya terkait penanganan pandemi, (sementara) gasnya tidak boleh membiarkan ekonomi terpuruk,” ujar Bahlil.

Kinerja penanganan pandemi juga mendapat respons positif masyarakat. Ini tergambar dari hasil survei Indikator.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyatakan, ada perubahan dalam kondisi ekonomi nasional terkait dampak penanganan pandemi.

Dari hasil survei periode 30 Juli-4 Agustus 2021, hanya 12,6 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional dalam posisi baik.

“Dalam temuan terbaru, survei 17-21 September 2021, sebanyak 16,1 persen masyarakat menilai kondisi ekonomi nasional dalam kondisi baik,” kata Burhanuddin. Artinya, ada peningkatan sebesar 3,5 persen.

Pada temuan lain, tingkat kepuasan masyarakat terkait langkah pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan demi menekan penyebaran virus juga relatif tinggi.

“Sebanyak 71,3 persen masyarakat menyatakan cukup puas. Hanya 1,5 persen yang menilai tidak puas sama sekali,” jelas Burhanuddin.

Kepuasan serupa juga terkait ketegasan pemerintah dalam menegakkan kebijakan protokol kesehatan. Dari 1.200 responden, 71,4 persen menyatakan cukup tegas, sementara 2,5 persen menilai tidak tegas sama sekali.

Selain penerapan protokol kesehatan, penerapan strategi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan skema level untuk menekan penularan juga menuai respons positif. Menurut Burhanuddin, mayoritas publik mendukung langkah tersebut.

“Dari temuan kami, jumlah masyarakat yang masuk dalam kategori sangat setuju dan setuju jumlahnya mencapai 51,4 persen. Sementara yang tidak mendukung hanya 45,1 persen,” kata Burhanuddin.

Strategi penerapan PPKM juga diyakini masyarakat membuat tingkat penularan dan kematian berhasil diredam. Burhanuddin menjelaskan, masyarakat yang mempercayai PPKM mampu menekan tingkat penularan mencapai 60,3 persen.

“Sebanyak 57,2 persen masyarakat juga percaya strategi penerapan PPKM berhasil mengurangi tingkat kematian,” ucap Burhanuddin. {tribun}