Tekno  

Usai Bocorkan Data Sensitif Keluarga Kerajaan Arab Saudi, Geng Hacker Rusia Conti Minta Maaf

Geng hacker Rusia, Conti, menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga kerajaan Arab Saudi setelah membocorkan data sensitif mereka. Beberapa ahli sebut geng hacker itu takut dibalas, namun sebagian yang lain tidak yakin motif dibaliknya.

Kejadian ini bermula ketika Conti merilis ribuan file data yang dicuri dari toko perhiasan Inggris, Graff. Menurut laporan Daily Mail, media yang pertama kali melaporkan isu ini, ribuan file tersebut mencakup data sensitif dari orang-orang penting termasuk seperti David Beckham, Oprah Winfrey, Donald Trump, hingga keluarga kerajaan UEA, Qatar, dan Arab Saudi.

“Kami menemukan bahwa data sampel kami tidak ditinjau dengan benar sebelum diunggah ke blog,” tulis para peretas dalam pengumuman yang diterbitkan pada hari Kamis (4/11).

“Conti menjamin bahwa informasi apa pun yang berkaitan dengan anggota keluarga Arab Saudi, UEA, dan Qatar akan dihapus tanpa paparan dan peninjauan apa pun.”

Geng hacker yang terkenal dengan serangan ransomware-nya itu juga mengatakan bahwa selain mempublikasikan data di situs mereka, mereka tidak menjual atau memperdagangkannya.

Conti menjelaskan bahwa mulai sekarang mereka akan “menerapkan proses peninjauan data yang lebih kaku untuk operasi apa pun di masa mendatang.”

Tim kami meminta maaf kepada Yang Mulia Pangeran Mohammed bin Salman dan setiap anggota Keluarga Kerajaan lainnya yang namanya disebutkan dalam publikasi atas ketidaknyamanan ini.
– Conti, geng hacker asal Rusia –

Pakar keamanan siber mengatakan Conti tampaknya khawatir telah membuat marah para pemimpin Timur Tengah, khususnya pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman, yang dilaporkan kerap memerintahkan serangan dunia maya terhadap musuh-musuhnya di masa lalu dan merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Bahkan kelompok ransomware tunduk pada tekanan politik. Dugaan saya adalah mereka berbicara dengan seseorang di Kremlin yang mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah ide yang buruk,” kata Allan Liska, seorang peneliti di perusahaan keamanan cyber Recorded Future, kepada Daily Mail.

Meski demikian, beberapa pakar lain tak begitu yakin bahwa Conti benar-benar takut dengan keluarga kerajaan Arab Saudi.

Brett Callow, misalnya, peneliti yang berfokus pada ransomware di perusahaan keamanan siber Emsisoft, menduga bahwa pernyataan yang disampaikan Conti dimaksudkan untuk membingungkan publik.

“Beberapa analis berspekulasi bahwa permintaan maaf itu adalah hasil dari tekanan dari Pemerintah Rusia, tetapi itu tampaknya tidak mungkin,” tutur Callow kepada Motherboard.

“Permintaan maaf publik seperti ini hanya akan mempermalukan individu yang disebutkannya. Juga, Conti telah memukul perusahaan yang berbasis di Saudi di masa lalu, jadi jelas tidak memiliki masalah beroperasi di bagian dunia itu.” {kumparan}