Di negara-negara barat anggota parlemen adalah pejabat yang dihormati. Rakyat menganggap profesi itu adalah jalur pengabdian dan pengorbanan. Ini disampaikan eks Duta Besar RI Untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya di akun instagramnya @tantowiyahyaofficial 20 Januari 2022 lalu.
Menurut anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI periode 2014-2019 ini, anggota parlemen kebanyakan di negara barat adalah mereka yang mapan pada profesinya masing-masing dan sudah selesai dengan dirinya.
“Jangan kaget jika di Parlemen banyak mantan CEO top, pengacara sukses, ekonom, dosen/pengajar, pengamat lingkungan, budayawan dan tentu saja aktivis.” tutur presenter ternama di awal tahun 2000 an ini.
Bisa dibayangkan – lanjut Tantowi Yahya, kualitas debat yang terjadi antara anggota parlemen yang notabene mewakil rakyat dengan pemerintah sebagai penguasa.
“Perdebatan dilakukan secara terbuka dan rakyat bisa hadir atau mengikuti melalui saluran khusus di televisi. Karena pengabdian, anggota parlemen dipilih oleh rakyat karena jejak rekam dan keahliannya. Bukan karena faktor-faktor lain. Karena pengabdian, mereka sangat aktif. Tingkat kehadiran sangat tinggi.” papar Tantowi.
Tantowi menyebut mereka baru kembali ke konstituen di akhir pekan dalam rangka menyerap aspirasi. Mereka tidak sembunyi dibawah “payung” Kolektif Kolegial.
“Memang gak mudah sih untuk menjadi Wakil Rakyat yang benar. Butuh keahlian agar selevel dengan Pemerintah, butuh dedikasi, integritas dan pengorbanan karena mandat rakyat diberikan atas dasar itu.” kata Tantowi.
Tantowi Yahya optimis Inodnesia bakal memiliki anggota-anggota Dewan seperti itu. “Ketika Parlemen isinya gabungan mereka yang terpilih karena popularitas dan mereka yang merupakan utusan parpol yang biasanya kader-kader terbaik partai” pungkasnya.
