Rahmad Handoyo: Kita Sedang Hadapi Gelombang 3 COVID-19, Puncaknya Puluhan Ribu

Anggota Komisi Kesehatan (IX) Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo, menilai lonjakan COVID-19 akibat varian Omicron saat ini, adalah fase Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga.

Ia meminta masyarakat untuk waspada, sebab puncak kasus Omicron diprediksi akan mencapai puluhan ribu kasus.

“Gelombang tiga sudah ada, masuk ke Indonesia. Tinggal bagaimana sikap kita, bagaimana antisipasi kita agar gelombang ketiga yang sudah ada ini bisa kita minimalkan proses peningkatannya, bisa kita kendalikan. Itu yang utama,” kata Rahmad, Senin (31/1).

“Kita ingat (seperti Delta), nanti akan ada kenaikan signifikan menuju puncak. Kita belum tahu puncaknya di angka berapa. Nah, berkaca dari luar ngeri pasti bisa puluhan ribu. Ini harus kita antisipasi,” imbuhnya.

Rahmad menyoroti saat ini, kasus COVID-19 terus naik bahkan hampir mencapai 10 ribu kasus. Adapun dalam satu minggu, Indonesia belakangan mencatatkan hingga 40 ribu kasus.

“Ini belum sampai puncak lho. Ini akan terus mengalami kenaikan yang signifikan loh. Kita harus siapkan mental, siapkan psikologis, siapkan semuanya,” ujar dia.

“Belajar dan membaca data statistik global, dalam 30 sampai 70 hari terjadi puncak yang sangat luar biasa yang sangat signifikan. Kenaikan yang tinggi menyebabkan juga beban rumah sakit yang tinggi,”
– Rahmad.

Rahmad mengimbau warga untuk tak panik atau ketakutan berlebih terhadap gelombang tiga ini. Tetapi jangan juga menyepelekan atau menganggap hal tersebut biasa saja.

“Bahkan ada yang mengatakan data 95 persen OTG. Tidak boleh menyepelekan seperti itu. Lihatlah Amerika di sana kasusnya banyak, beban rumah sakit pasti akan terdampak,” terang dia.

“Negara sudah berulang kali mengingatkan Februari/Maret itu puncak bahkan ada yang mengatakan bisa April terjadi puncak. Kalau sampai April menuju puncak berapa puluh ribu itu kasusnya itu,” lanjutnya.

Ia meminta warga tak panik, namun tetap mengikuti prokes ketat seperti memakai masker hingga menjauhi kerumunan. Selain itu ia meminta semua pihak menyegerakan vaksinasi dia dosis bagi yang belum, dan vaksinasi booster bagi yang sudah tercatat berhak menerima.

Di sisi lain, Rahmad meminta pemerintah segera bergerak cepat dan meningkatkan testing tracing. Level PPKM tiap daerah pun harus terus dievaluasi dan dinaikkan mengikuti dinamika kasus.

“Jaga apakah kita di level 2 atau 3. Nah, kemudian irisannya bagaimana kita memperketat penyesuaian. Penyesalannya kegiatan ekonomi dengan cara WFH, anak anak kita kembalikan lagi untuk online, tatap mukanya ditunda lagi,” pesannya.

“Dan khusus yang paling penting juga kepada para pengamat, epidemiolog yang sekiranya komentarnya menimbulkan masalah pro dan kontra, lebih baik tahan diri dulu. Bahwa Omicron itu tidak berbahaya, Omicron itu tidak berisiko, itu intinya tahan diri agar tidak komentar yang begitu,” tandas dia. {kum}