Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei tentang konstelasi politik 2024 di Jabar. Hasilnya, PDI Perjuangan berada di urutan pertama.
Meski saat ini PDI Perjuangan diguncang kasus ujaran kebencian yang dilakukan Arteria Dahlan, kader PDI Perjuangan. Namun, hasil survei IPO itu menunjukkan tak ada pengaruh signifikan terhadap elektabilitas partai berlambang banteng moncong putih itu.
Survei IPO itu digelar pada 1-7 Maret 2022 menggunakan metode multistage random sampling. Dengan total wawancara dilakukan kepada 880 responden. Margin of error sebesar 2.90 persen, akurasi data mencapai 95 persen asumsi simple random sampling.
Dengan pertanyaan ‘jika hari ini dilaksanakan Pemilihan Umum, dari nama-nama parpol ini, mana yang akan bapak atau ibu pilih?.
Hasilnya, lima partai yang menduduki peringkat tertinggi adalah PDI Perjuangan, yang berada di urutan pertama yakni 15,7 persen. Kemudian disusul Partai Gerindra sebesar 10,2 persen, PKS 9,3 persen, Partai Demokrat sebesar 8,6 persen, Partai Golkar sebesar 7,4 persen. Dan, disusul partai lainnya.
“Tingkat keterpilihan PDIP teratas, dan ini membuktikan betapa kokohnya partai ini. Tidak banyak partai yang mampu menahan laju isu sensitif seperti ujaran kebencian, apalagi berkaitan dengan identitas kultural masyarakat.
Tetapi PDIP berhasil menjadi partai mapan yang kuat, sekalipun dihadapkan pada persoalan besar,” kata Direktur eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah kepada awak media, Kamis (10/3/2022).
Dedi mengatakan PDI Perjuangan alami peningkatan jika dibandingkan Pemilu 2019. Sedangkan, partai lainnya menurun. Seperti Gerindra dan PKS, yang melejit saat Pemilu 2019.
Dedi menilai meningkatnya elektabilitas PDI Perjuangan dalam survei yang dilakukan IPO merupakan hasil tata kelola dan ketokohan.
Ia juga menilai, selain ketokohan, faktor kinerja pemerintah pusat yang juga didominasi oleh PDI Perjuangan. Di antaranya adalah bertambahnya pengetahuan publik atas kinerja Presiden Joko Widodo.
“Terutama terkait pembangunan infrastruktur dan terus bergulirnya vaksinasi. Bukan tidak mungkin itu berdampak ke perolehan suara parpol di Jabar,” kata Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menilai sikap Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono yang responsif menanggapi kasus yang menjerat Arteria Dahlan menjadi salah satu faktor lainnya. Ono saat ini meminta agar ada sanksi tegas terhadap Arteria Dahlan.
Sementara itu, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jabar Yunandar Eka Perwira mengaku bersyukur dengan hasil survei yang dilakukan IPO. Ia menilai PDI Perjuangan konsisten meski diguncang kasus ujaran kebencian yang dilakukan Arteria Dahlan, yang menyinggung soal Sunda.
“Dampak itu (kasus Arteria Dahlan) hanya sesaat. Tidak berdampak pada elektabilitas dan popularitas,” kata Yunandar.
Yunandar juga menilai elektabilitas partainya yang masih tinggi dikarenakan ada beberapa kepala daerah berasal dari PDI Perjuangan, seperti Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Ia juga menyebut PDI Perjuangan memiliki basis yang kuat di wilayah pantura Jabar. {detik}