Presiden Jokowi mengecek ketersediaan minyak goreng di Yogyakarta, Minggu (13/3) pagi. Pengecekan dilakukan di toko ritel modern maupun tradisional, di sela kunjungan kerja Presiden.
Di salah satu gerai toko ritel modern Alfamart di kawasan Pasar Kembang, Jokowi mendapati rak minyak goreng dalam keadaan kosong. Presiden lalu beranjak ke sejumlah warung di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta.
Di pasar, masih didapati minyak goreng meskipun harganya lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Dari tayangan video di akun Youtube Sekretariat Presiden, terlihat Jokowi mendapati minyak goreng dalam kemasan botol di salah satu warung. Hanya saja untuk setiap 1 liter minyak goreng dalam kemasan botol, dijual pedagang Rp 20 ribu, lebih mahal dari HET yang dipatok pemerintah Rp 14 ribu.
“Di sini ada (minyak goreng) ya, cuma harganya mahal,” ujar Jokowi. “Ada tapi (pengiriman) lambat Pak, nanti kalau sudah habis lama lagi,” kata pedagang.
Jokowi lantas membeli dua botol minyak goreng dan memberikan uang Rp 100.000-an kepada pedagang tanpa meminta kembalian.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjelaskan, Presiden Jokowi akan segera memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, terkait persoalan kelangkaan minyak goreng.
Para Konglomerat Pemilik Pabrik Minyak Goreng
Minyak goreng merupakan salah satu produk turunan kelapa sawit. Sejumlah yang punya bisnis perkebunan kelapa sawit juga membangun industri minyak goreng.
Berdasarkan penelusuran kumparan dari data RTI dan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut daftar beberapa pengusaha pemilik pabrik minyak goreng:
Salim Group (PT Salim Ivomas Pratama Tbk)
PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) adalah produsen minyak goreng merek Bimoli. Berdasarkan data RTI, pemegang saham pengendali SIMP adalah Indofood Agri Resources (72 persen). Salah satu anggota keluarga Salim, yakni Axton Salim, duduk sebagai Komisaris SIMP.
Pemimpin Salim Group, yakni Anthoni Salim, adalah salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Dalam Indonesia’s 50 Richest yang diterbitkan Forbes baru-baru ini, Anthoni berada di peringkat 3 dengan kekayaan USD 8,5 miliar atau setara dengan Rp 121,55 triliun.
Sinar Mas Group (PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk)
Minyak goreng merek Filma adalah salah satu produk PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) yang terafiliasi dengan Sinar Mas Group.
Dua anak Eka Tjipta Widjaja, yakni Franky Oesman Widjaja dan Muktar Widjaja, duduk sebagai Komisaris Utama dan Wakil Komisaris Utama di perusahaan ini.
Dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2021 yang diterbitkan Forbes, keluarga Widjaja berada di peringkat 2 dengan kekayaan USD 9,7 miliar atau setara dengan Rp 138,71 triliun.
Wilmar Group (PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk)
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) yang terafiliasi dengan Wilmar Group adalah produsen minyak goreng merek Sania dan Fortune.
Darwin Indigo, keponakan Martua Sitorus, adalah Komisaris Utama CEKA. Dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, Martua Sitorus berada di peringkat 14 dengan kekayaan sebesar USD 2,85 miliar atau Rp 40,75 triliun. {kumparan}