News  

Mundur Dari IKN Nusantara, Softbank Alihkan Pendanaan Untuk Investasi di Sumatera Barat

Representative Director & Chairman SoftBank Corp Ken Miyauchi mengatakan, pihaknya mundur dari pendanaan proyek ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur karena alasan return of investment (ROI) atau tingkat pengembalian investasi.

Namun, SoftBank tetap mendukung pengembangan perusahaan rintisan mereka di Indonesia.

Ken mengatakan, dari informasi founder SoftBank, Masayoshi Son, SoftBank akan mengalihkan pendanaan investasi yang sebelumnya direncanakan untuk proyek pembangunan IKN ke proyek investasi lainnya di Indonesia.

Saat ini SoftBank tengah melihat peluang investasi di Sumatera Barat.

“Informasi dari founder kami Masayoshi Son, dalam waktu dekat akan ada rencana pengalihan pendanaan proyek pembangunan IKN yang dialihkan ke pendanaan pembangunan tingkat provinsi di Indonesia. Salah satu provinsi yang menjadi target SoftBank berinvestasi adalah Provinsi Sumatera Barat,” jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, perusahaan modal ventura asal Jepang, SoftBank Group Corp, mundur dari pendaan proyek IKN Nusantara di Kalimantan Timur karena pertimbangan dalam hal return of investment (ROI) atau tingkat pengembalian investasi.

Hal itu disampaikan Representative Director & Chairman SoftBank Corp. Ken Miyauchi menyusul adanya anggapan pembatalan investasi karena adanya kepentingan politik.

Adapun Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Bambang Susantono meminta masyarakat tak perlu khawatir dengan mundurnya SoftBank dari pembiayaan pembangunan IKN Nusantara.

Bambang tetap optimistis bahwa dengan membangun struktur Otorita IKN yang baik, investor akan datang dengan sendirinya.

“Mitra-mitra itu berbagai macam. Ada institusi besar, ada yang tingkatnya menengah, ataupun juga investor yang kelasnya juga mungkin hanya pada satu sektor atau pada satu jenis tertentu,” ujar Bambang dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jumat (18/3/2022).

Sementara Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan menjelaskan, pandangan yang meragukan terhadap sebuah proyek investasi merupakan hal biasa.

“Kalau ada yang meragukan, itu biasa. Karena barang ini kan belum kelihatan. Kita kan bicara tentang future (masa depan), peluang yang ada. Biasanya kalau sudah ada yang terlihat, baru bisa bilang, orang boleh percaya. Prinsipnya kami bekerja, apakah ini mungkin atau tidak mungkin, kita lihat bersama,” katanya.

Untuk diketahui, proyek pembangunan IKN Nusantara di Kaltim diperkirakan memakan biaya lebih dari Rp 460 triliun.

Dana itu nantinya berasal dari berbagai sumber, salah satunya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Presiden Jokowi menegaskan, APBN hanya akan digunakan sekitar 20 persen dari total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan IKN. {kompas}