News  

Ibu-Ibu Antre Minyak Goreng, Bapak-Bapak Antre Solar

Belum juga mereda polemik kelangkaan dan harga minyak goreng yang melambung tinggi, kini muncul masalah baru yang menyangkut hajat hidup orang banyak di Indonesia, yakni terkait susahnya mendapatkan solar.

Di berbagai daerah, bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kini mulai susah ditemukan. Antrean panjang berjam-jam di SPBU untuk mendapatkan solar kini jadi pemandangan yang lazim (solar langka).

Sukitnya mencari solar sendiri sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa pekan. Untuk mendapatkan solar, para supir bahkan harus berkeliling kota, mencari SPBU yang masih memiliki stok. Para sopir terpaksa antre.

Dikutip dari Kompas TV, antrean panjang truk terjadi di SPBU Kebun Sayur Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin pagi (28/03/2022). Demi membeli solar, para sopir truk mengaku sudah mengantre lebih dari 24 jam.

Para sopir truk mengaku sudah mengantre untuk membeli solar sejak Minggu pagi. Sopir truk mengaku selama ini tak pernah mengantre solar selama ini.

Para sopir truk berharap, stok solar di tempat pengisian bahan bakar bisa ditambah untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi saat ini. Selain truk, sejumlah kendaraan roda empat lainnya juga ikut mengantre.

Antre solar

Sementara itu, diberikan Harian Kompas, 24 Maret 2022, sopir truk angkutan barang mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak jenis biosolar di Lampung.

Mereka harus antre berjam-jam di stasiun pengisian bahan bakar minyak sehingga menghambat operasional truk angkutan barang.

Antrean truk terlihat di sejumlah SPBU di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan. Antrean didominasi truk angkutan barang.

Kendaraan jenis lain, seperti bus, mobil bak terbuka, dan minibus, juga terlihat antre sejak pagi. Kondisi itu terjadi hampir setiap hari sejak dua pekan terakhir.

Riyanto (39), sopir truk angkutan barang, mengaku antre sejak pukul 09.00 untuk mendapatkan solar di SPBU Tanjung Sari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Ia tetap antre meskipun belum mendapat kepastian kapan pasokan biosolar akan tiba di SPBU tersebut.

”Saya sudah dua hari mencari solar di beberapa SPBU, tapi belum dapat . Jadi mending nunggu di sini karena masih ada harapan pasokan solar akan dikirim,” kata Riyanto.

Dia sudah mencari solar di SPBU yang ada di sepanjang Jalan Lintas Sumatera di Kecamatan Natar. Namun, Riyanto kehabisan stok meskipun sudah antre berjam-jam.

Akibat sulitnya mencari solar, pekerjaaannya mengantarkan minuman kemasan dari Lampung ke Bengkulu menjadi terhambat. Ia menyebut, kondisi itu tidak hanya terjadi di Lampung, tapi juga di Bengkulu sejak satu bulan terakhir.

Pada 2022, BPH Migas telah menugaskan PT Pertamina Patra Niaga dan PT AKR Corporindo untuk menyalurkan 15,1 juta kiloliter minyak solar. Penetapan kuota itu telah mempertimbangkan kebutuhan masyarakat serta kemampuan keuangan negara.

Apabila terjadi peningkatan kebutuhan atau gangguan distribusi di suatu daerah, maka Pertamina Patra Niaga dan AKR Corporindo dapat melakukan penyesuaian kuota antar penyalur di daerah yang sama sepanjang tidak mempengaruhi jumlah total kuota daerah tersebut.

Dalam perubahan kuota suatu daerah, Pertamina wajib melaporkan kepada BPH Migas paling lambat satu bulan setelah perubahan agar penyaluran tepat sasaran, sehingga kuota Jenis BBM Tertentu bisa dikonsumsi oleh masyarakat yang berhak menerimanya.

Antre minyak goreng

Jika banyak bapak-bapak mengantre solar, lain halnya dengan para ibu yang mengantre demi minyak goreng. Minyak goreng kemasan sendiri sejatinya sudah melimpah, namun harganya melambung tinggi mencapai Rp 25.000 per liter setelah aturan HET dicabut.

Antrean mendapatkan minyak goreng masih jadi pemandangan yang lazim ditemui di berbagai daerah di Indonesia, bedanya kini para ibu mengantre minyak goreng curah yang disubsidi seharga Rp 14.000 per liter.

Seperti yang terjadi di Rembang, Jawa Tengah. Dikutip dari Kompas TV, mahalnya harga minyak goreng kemasan membuat warga menyerbu minyak goreng curah.

Ratusan warga ini rela antri berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng curah seharga Rp 14 ribu per liternya. Agar seluruh warga yang antri bisa mendapatkan minyak goreng, pihak agen membatasi pembelian maksimal 18 liter.

Antrean warga yang berburu minyak goreng murah juga terlihat mengular di Yogyakarta. Sejumlah aparat polisi harus dikerahkan untuk mengatur antrean. Tak ada syarat khusus bagi para pembeli minyak goreng curah, hanya saja jumlah pembelian dibatasi sebanyak 5 liter per orang. {kompas}