News  

Wapres KH Ma’ruf Amin Minta Umat Islam Tak Konsumtif Selama Ramadhan: Kekang Hawa Nafsu

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan pesan kepada Umat Islam di Indonesia yang bersiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Ma’ruf mengatakan, selama Ramadhan Allah SWT memerintahkan manusia untuk melaksanakan ibadah puasa sebagai sarana peningkatan ketakwaan untuk meraih ampunan.

Dengan berpuasa, manusia tidak hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Akan tetapi, juga dilatih untuk dapat mengendalikan diri, jujur dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi.

“Orang yang melaksanakan puasa dengan pemenuhan ketiga nilai atau prinsip tersebut, yakni pengendalian diri, kejujuran, dan solidaritas sosial, ia akan menjadi bersih tanpa dosa,” kata Ma’ruf Amin saat menghadiri secara virtual Syiar Islam dan Tarhib Ramadhan 1443 H, Kamis (31/3).

Ma’ruf kemudian menguraikan ketiga prinsip itu. Pertama, hakikat puasa tidak hanya ditujukan sebagai pengendalian diri secara lahiriah, tetapi juga meliputi pengekangan ego dari semua nafsu, sikap dan tindakan tercela, atau kemaksiatan.

“Naluri manusia memang memiliki keinginan-keinginan (nafsu), baik nafsu biologis, materi, maupun kekuasaan,” urai dia.

Kedua, puasa membentuk nilai kejujuran karena tidak ada yang mengetahui kebenaran seseorang berpuasa atau tidak. Kecuali dirinya sendiri dan Allah SWT.

“Dalam ibadah puasa ini, terkandung pula nilai kejujuran yang tinggi karena bisa saja seseorang berpura-pura puasa di hadapan umum, tetapi sebenarnya ia tidak berpuasa,” sambung Wapres.

Sedangkan ketiga, Ma’ruf mengatakan solidaritas sosial dibangun dengan memperbanyak sedekah selama Ramadhan dan menunaikan zakat fitrah pada hari raya Idul Fitri. Menurutnya, Umat Islam perlu didorong agar tidak berperilaku konsumtif selama Ramadhan.

“Bulan Ramadhan ini kita jangan menjadi konsumtif,” kata Ma’ruf.

“Bukan karena kita memang pedit [pelit] atau dia kurang mau mengeluarkan hartanya, tapi justru kita mengurangi konsumsi, tapi memperbanyak sedekahnya,” tambah dia.

Eks Ketua Umum MUI itu menjelaskan, rasa solidaritas sosial yang tinggi ini penting di tengah situasi pandemi COVID-19. Mengingat banyak masyarakat yang terdampak pandemi.

Oleh sebab itu, Ma’ruf mengajak umat Islam di Indonesia menyegerakan zakat harta meskipun zakat harta umumnya ditunaikan setahun sekali ketika mencapai nisab.

“Saya anjurkan, walaupun misalnya zakat harta itu dilakukan sesuai dengan haul, maka justru digunakanlah bulan puasa ini, ditakjilkan, tetapi dibiasakan untuk mengeluarkan zakat hartanya di bulan Ramadan,” jelas Ma’ruf.

“Karena banyak orang yang membutuhkan, termasuk juga dalam menghadapi lebaran nanti, apalagi dalam suasana pandemi ini banyak masyarakat yang berkekurangan,” lanjutnya.

Ma’ruf menegaskan, pengendalian diri, kejujuran dan solidaritas yang tinggi perlu dipupuk dalam kehidupan sehari-hari.

Sebab, persoalan sosial, seperti korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, dan minuman keras, muncul sebagai ekspresi keinginan yang tidak disertai kepemilikan ketiga nilai ini.

“Oleh karenanya, ketiga nilai ini harus diwujudkan tidak hanya selama bulan Ramadhan, tetapi juga di hari-hari di luar Ramadhan,” kata Ma’ruf.

Lebih lanjut, ia mengajak kepada seluruh umat Islam untuk bersama-sama menyambut Ramadhan sebagai momen untuk menguatkan ketakwaan.

“Sebagai penutup, saya mengharapkan bulan Ramadhan kali ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan ketakwaan kita, tumbuhnya solidaritas bangsa, serta kita bisa keluar dari pandemi,” pungkasnya. {kumparan}