Tekno  

Metarisks, Ini Aneka Risiko Berada di Metaverse Menurut Pakar Keamanan Siber

Metarisks adalah kata yang menggambarkan risiko-risiko Metaverse bagi penggunanya. Nah, bagaimana menanggulangi Metarisk?

Tentu saja, sebagai teknologi baru yang menggabungkan realitas virtual dunia nyata, Metaverse memiliki kompleksitas sendiri. Maka, banyak orang bertanya-tanya apakah ada implikasi keamanan siber dan privasi.

”Risiko Metaverse sebenarnya sama saja,” ujar Sandra Lee, Managing Director Asia Pasifik di Kaspersky. ”Pengguna kemungkinan masih memiliki isu terkait pengambilalihan akun yang dapat menyebabkan pencurian identitas dan penipuan,” tambahnya.

Selain itu, penjahat siber juga menggunakan cara yang sama untuk memperoleh akses ke korespondensi pribadi atau perusahaan jika mereka meretas akun email melalui phishing, malware, atau isian kredensial.

”Ditambah, mereka juga bisa mendapat akses ke data pribadi yang disimpan di platform Metaverse pilihan Anda,” beber Sandra.

Dari perspektif perusahaan, manusia adalah mata rantai terlemah dalam hal keamanan siber.

Sandra menyebut, ada beberapa hal yang mungkin berubah menjadi berbeda. Ini terkait satu janji Metaverse yakni interoperabilitas.

”Misalnya, rumah yang Anda beli di Decentraland dan sepasang sepatu kets virtual mewah dari OpenSea akan dapat diakses di semua platform, termasuk yang Anda gunakan untuk pergi bekerja di kantor virtual Anda.

Ini menciptakan satu titik celah dan memberi tekanan yang lebih terhadap kebutuhan lebih besar dalam melindungi akun Anda,” ujar Sandra.

Masalah lain interoperabilitas ini dapat didasarkan pada blockchain, seperti Ethereum. ”Pengguna harus lebih baik menjaga identitas dan properti digital mereka tetap aman karena blockchain saat ini, menurut definisi, tidak memiliki otoritas pusat,” katanya.

Metarisks, Ini Beragam Risiko Berada di Metavers Menurut Pakar Keamanan Siber Artinya, jika avatar NFT mewah Anda dicuri, platform tidak dapat membantu Anda.

Ditambah, menautkan identitas (dan akses ke data pribadi) ke dompet blockchain, yang sekaligus tempat penyimpanan uang dan properti digital Anda, berarti penjahat dunia maya akan lebih bersemangat untuk mengaksesnya.

“Pada akhirnya, kepercayaan pada platform sangat penting. Banyak perusahaan sudah menggunakan cloud sebagai infrastruktur utama. Sehingga memindahkan kantor ke dunia VR tidak akan menjadi hal yang mengejutkan,” ujar Sandra.

Jika Metaverse benar-benar menjadi paradigma baru, maka berikut sejumlah tindakan dasar yang dapat memitigasi ancaman:

1. Selalu lindungi akun menggunakan pengelola kata sandi dan 2FA.

2. Gunakan solusi keamanan siber untuk mencegah serangan malware dan phishing.

3. Mengedukasi diri dan karyawan tentang praktik keamanan siber terbaik dan terbaru.

4. Waspada terhadap email dan pesan yang meminta pembayaran atau ancaman untuk memblokir akun, atau, sebaliknya, seperti menawarkan skema uang cepat.

5. Perhatikan alamat pengirim. Jika nama perusahaan salah dieja, atau domainnya hanya sekumpulan karakter acak, itu hampir pasti scam.

6. Perlakukan data dan kredensial yang digunakan untuk mengakses akun dan uang Anda dengan sangat hati-hati. Pelajari cara kerja sistem keamanan cryptowallet, informasi apa yang mungkin diperlukan layanan dukungan dari Anda, dan apa yang tidak boleh Anda bagikan dengan siapa pun.  {sindo}