Golkar Institute Gelar Acara Seru Ini Untuk Tingkatkan Kapasitas Para Politikus Muda Indonesia

Golkar Institute kembali menggelar program Executive Education Program For Young Political Leaders (program pendidikan bagi para pemimpin muda) untuk angkatan ke-8 selama sepekan di Jakarta. Selama pendidikan singkat ini, peserta akan mempelajari kondisi geopolitik dunia, komunikasi politik, kepemimpinan hingga strategi kampanye.

“Melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pemimpin politik muda Indonesia dalam hal kepemimpinan, pemahaman politik dan ekonomi,” kata Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute, Ace Hasan Syadzily dalam sambutannya pada pembukaan program Executive Education Program For Young Political Leaders yang juga disiarkan secara daring, Senin (22/8/2022).

“Selanjutnya dapat memberikan jalur bagi para pemimpin politik muda Indonesia untuk memasuki ranah politik dan membangun karir politik bersama Partai Golkar,” sambung Tubagus Ace Hasan Syadzily atau yang biasa disapa Kang Ace dalam acara yang dihadiri sejumlah tokoh penting Partai Golkar tersebut.

Disebutkan Kang Ace, Executive Education Program for Young Political Leaders Batch 8 ini diikuti oleh 39 Peserta dengan beragam latar belakang termasuk memenuhi unsur keterwakilan gender dan daerah asal. “Sebanyak 17 beasiswa diberikan kepada peserta potensial yang membutuhkan,” jelasnya.

Kebanyakan peserta juga, kata Ace, berpendidikan sarjana dengan konsentrasi pada bisnis, manajemen dan hukum. Sembilan diantaranya sudah bergelar S2 dan 1 sudah S3.

“Perlu dicatat juga, tidak semua peserta adalah kader Partai Golkar. Tujuh orang berpengalaman mengikuti kontestasi politik dan dua peserta sudah terpilih,” papar Kang Ace.

Golkar Berfikir Kedepan

Saat memberikan Opening Remarks di acara itu, Ketua Dewan Pembina Golkar Institute, DR Ir. Airlangga Hartarto. MBA., MMT., mengatakan, Golkar senantiasa berpikir kedepan sehinga pihaknya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Executive Education Program for Young Political Leader angkatan ke-8 dan diskusi publik yang bertema “Tantangan Perubahan Iklim: Dimensi Ekonomi dan Politik” tersebut.

“Tema ini sangat penting kita angkat karena sangat relevan, di tengah tantangan yang kita hadapi saat ini. Dunia kini tengah menghadapi tantangan apa yang disebut dengan The Perfect Storm, badai yang dahsyat, yang ditandai dengan 5 C (Covid-19, conflict, climate changes, commodity price, dan cost of living),” Kata Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar itu.

Untuk membawa Indonesia menjadi negara maju, tantangan 5C ini, kata Airlangga, harus dihadapi dengan semangat bersatu, bertransformasi, bekerja keras, berdoa, dan berorientasi pada hasil. Partai Golkar bersama PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sudah mengeluarkan Visi dan Misi KIB, yaitu “Membangun Indonesia Maju”.

“Visi dan Misi ini menjabarkan strategi kita menghadapi kelima tantangan 5C di atas, memanfaatkan masa bonus demografi Indonesia yang hanya berlangsung selama 10 tahun (2025 – 2035). Caranya, dengan melakukan transformasi ekonomi melalui PATEN: Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasiona,” terang Airlangga yang juga Menko Perekonomian RI tersebut.

Menurut Airlangga, salah satu dari tantangan 5C, yaitu Climate Change atau Perubahan Iklim, akan senantiasa menjadi topik penting di masa depan. “Bumi kita ini sebenarnya tidak sedang baik-baik saja.

Perubahan iklim terutama diakibatkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi karbon dengam membakar energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara telah mengakibatkan suhu rata-rata bumi saat ini lebih panas 1,1 derajat daripada awal tahun 1900an,” papar Airlangga.

Indonesia, kata dia, sudah menandatangani perjanjian dunia di Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim dan Paris Agreement pada tahun 2015 untuk menjaga agar kenaikan suhu bumi di abad ini tidak mencapai 2 derajat, bahkan kalau bisa tidak lebih dari 1,5 derajat.

“Apa bedanya kalau suhu naik 1 sampai 2 derajat? Sekilas dampaknya kecil, tapi sebetulnya bumi dan banyak makhluk di dalamnya sangat sensitif. Dalam kondisi normal, suhu tubuh manusia 36-37 derajat Celsius. Naik sedikit menjadi 38-39 derajat, kita sudah sakit demam dan tidak bisa beraktivitas,” jelasnya.

Airlangga mengatakan, banyak flora dan fauna penting yang ikut merawat ekosistem bumi akan mati. Permukaan air laut akan naik. Banyak kota yang terletak di tepi laut akan tenggelam. Cuaca akan menjadi ekstrim. Pada saat musim kering, terjadi kekeringan dan gagal panen.

“Pada saat musim hujan, sebut Airlangga, terjadi banjir dan longsor. Kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat yang susah-payah kita bangun, bisa mundur lagi. Sebab itu Golkar harus hadir untuk masa depan,” demikian Airlangga.

Hadir dalam pembukaan Executive Education for Young Political Leader Angkatan ke-8 Golar Institute ini antara lain, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Alue Dohong, Menteri Negara Lingkungan Hidup 1993-1998, Ir. Sarwono Kusumaatmadja dan Sekretaris Kaukus Ekonomi Hijau DPR-RI, Anggota DPRRI Fraksi Partai Golkar, Diah Roro Esti, M.Sc.

Dalam beberapa kedepan para peserta akan mendapatkan sejumlah materi kepemimpinan yang menarik dari beberapa tokoh nasional seperti dari mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kemudian materi tentang Pertahanan oleh Letjen TNI (Purn.) Lodewijk F. Paulus dan Materi Kepemimpinan dalam Perspektif Perempuan yang disampaikan oleh Shinta Kamdani.

Peserta juga akan memperoleh materi Manajemen Risiko Korupsi dari Prof. Topo Santoso dan Public Speaking Workshop yang disampaikan kader Golkar yang juga seorang Dubes, Tantowi Yahya. Politik Sejarah dan Nilai-nilai Partai Golkar oleh Dr. Ir. Akbar Tandjung. Sistem Kepartaian dan Pemilu di Indonesia oleh Dr. Ahmad Doli Kurnia serta Demokrasi dan Politik oleh Dr. Rizal Mallarangeng.

Tidak hanya itu para peserta juga akan mendapatkan materi Strategi Kampanye dari Konsultan Politik, Hasan Nasbi. Komunikasi Politik dari Dr. Gun Gun Heryanto dan Media Sosial untuk Politisi oleh Indriyatno Banyumurti.

Dilanjutkan oleh narasumber lainnya yang membahas Ekonomi Kondisi Geopolitik Dunia & Peran Indonesia oleh Dr. Hassan Wirajuda, Pembangunan Perekonomian Indonesia oleh Raden Pardede, Ph.D, Perdagangan Luar Negeri oleh Dr. Jerry Sambuaga serta materi Kebijakan Publik yang disampaikan Mulya Amri, Ph.D. {golkarpedia}