Para pengepul di Banyuwangi yang biasa menyuplai sembako ke Bali bakal menaikkan harga barang dagangannya antara 15 hingga 25 persen. Langkah it mereka ambil usai harga BBM subsidi dan nonsubsidi dinaikkan oleh pemerintah.
Suwandi (45), salah satu pengepul sembako dan sayur asal Sempu mengaku tak kuasa menahan kenaikan harga sembako. Apalagi setelah naiknya harga BBM berdampak pada pembengkakan ongkos kirim ke Pulau Bali.
“Ya antara 15 sampai 20 persen sih prediksi kita. Kita masih hitung, sih,” ujarnya kepada detikJatim, Sabtu (3/9/2022).
Suwandi mengaku mengirimkan sembako dan sayuran 2 setiap hari sekali. Faktor yang membuatnya menaikkan harga sembako untuk suplai ke Bali, katanya, tidak lain karena ongkos BBM yang membengkak.
“Belum lagi nanti, ya, kira-kira ongkos kapal bakal naik enggak ini? Kalau naik, ya, kami yang apes,” tambahnya.
Dia menyebutkan estimasi pengiriman sembako ke Bali dengan harga Pertalite sebelum kenaikan sekitar Rp 250 ribu untuk perjalanan pergi-pulang. Kenaikan harga BBM hari ini akan meningkatkan ongkos distribusi mencapai 100 persen jika harga Pertalite saat ini seharga Rp 10 ribu.
“Kalau pulang pergi ya 50 literan. Jika segitu ya sudah Rp 500 ribu yang akan kami keluarkan untuk BBM,” tambahnya.
Dia berharap pemerintah mengkaji kembali kenaikan harga BBM ini. Karena menurutnya kenaikan harga BBM akan berimbas dengan perekonomian rakyat kecil seperti dirinya.
“Kami harap pemerintah mengkaji kembali kenaikan harga BBM ini. Karena nanti kami semakin menjerit dengan kenaikan harga ini,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, harga BBM subsidi hingga nonsubsidi resmi dinaikkan hari ini. Pemerintah mengumumkan harga baru BBM berlaku mulai pukul 14.30 WIB.
Harga Pertalite naik dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter. Kemudian harga solar subsidi naik dari Rp 5.150/liter jadi Rp 6.800/liter. Termasuk BBM nonsubsidi Pertamax yang juga ikut naik dari Rp 12.500/liter jadi Rp 14.500/liter.
(Sumber)
