News  

Gempa Guncang Mentawai, 200 Warga Mengungsi, 1 Sekolah Rusak Berat

Gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu pagi (11/9), pukul 06.10 WIB. Hasil rekaman data oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 1.18 LS dan 98.53 BT pada kedalaman 10 kilometer.
Gempa susulan terjadi dengan kekuatan 5,4 Magnitudo pada pukul 06.24 WIB yang berpusat di 1.25 LS dan 98.49 BT pada kedalaman 11 kilometer. BMKG menyatakan gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Gempa bumi tersebut dirasakan kuat selama 5 detik di Tuapejat dan 10 detik di Kota Padang. Guncangan tersebut memicu kepanikan warga, mereka berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Beberapa warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai saat ini telah melakukan evakuasi mandiri ke lokasi pengungsian.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi, warga di tujuh dusun di Desa Simalegi dan warga di tiga dusun di Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat kembali mengungsi ke perbukitan yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan seperti setelah terjadi gempa bumi 6,4 magnitudo pada Senin (29/8) lalu.
“Kondisi dan jumlah warga yang mengungsi sama seperti kejadian gempa bumi M 6.4 pada tanggal 28 Agustus 2022 kemarin,” jelas Novriadi dalam keterangan tertulis.
Novriadi juga melaporkan, ada kurang lebih 200 orang warga Desa Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara yang turut mengungsi ke daerah yang lebih tinggi dan aman.
“Kurang dari 200 warga Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara juga mengungsi,” ungkap Novriadi.
Kondisi kerusakan dan situasi terkini Puskesmas Betaet, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kep.Mentawai setelah diguncang gempabumi M 6.1 hari ini, Minggu (11/9/2022). Foto: BPBD Kab. Kep. Mentawai
Kondisi kerusakan dan situasi terkini Puskesmas Betaet, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kep.Mentawai setelah diguncang gempabumi M 6.1 hari ini, Minggu (11/9/2022). Foto: BPBD Kab. Kep. Mentawai
Lebih lanjut, Novriadi mengatakan, ada seorang warga Desa Betaet yang mengalami luka di bagian kepala setelah tertimpa kayu yang berada di rumahnya. Usai kejadian itu ia langsung mendapatkan pertolongan dari Puskesmas setempat.
“Seorang warga Betaet terluka di kepala terkena kayu di rumahnya saat hendak lari keluar rumah. Mereka sudah ditangani pihak Puskesmas setempat,” jelas Novriadi.
Selain korban luka, gempa bumi di Mentawai juga mengakibatkan sejumlah kerusakan di salah satu sekolah menengah pertama dan juga sebuah puskesmas. Kerusakan tersebut berupa dinding yang retak dan keramik yang terkelupas.
“Kerusakan di bagian dinding gedung sekolah SMP Negeri Sagulubbek dan keramik dinding Puskesmas Betaet terkelupas,” kata Novriadi.
BPBD Provinsi Sumatera Barat dan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk asesmen lanjutan dan memonitor dampak yang ditimbulkan setelah gempa bumi.

Imbauan BNPB

Kondisi kerusakan dan situasi terkini Puskesmas Betaet, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kep.Mentawai setelah diguncang gempabumi M 6.1 hari ini, Minggu (11/9/2022). Foto: BPBD Kab. Kep. Mentawai
Kondisi kerusakan dan situasi terkini Puskesmas Betaet, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kep.Mentawai setelah diguncang gempabumi M 6.1 hari ini, Minggu (11/9/2022). Foto: BPBD Kab. Kep. Mentawai
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan imbauan kepada masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kepulauan Mentawai agar tidak panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi susulan.
Peringatan gempa bumi dapat diperoleh dengan memanfaatkan benda-benda yang mudah dijumpai di rumah. Seperti menyusun kaleng secara bertingkat yang dapat menjadi ‘alarm’ apabila terjadi gempa bumi.
Selain itu, pastikan juga jalur evakuasi keluar rumah tidak terhalangi benda besar seperti lemari, meja, atau kulkas.
“Khususnya bagi masyarakat pesisir, jika gempa bumi dirasakan lebih dari 30 detik, maka diharapkan untuk segera menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terjadinya tsunami,” ucap Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Abdul juga meminta agar warga melaporkan ke BPBD setempat bila rumahnya rusak akibat gempa.(Sumber)