Kronologi Tuduhan Pelecehan Seksual Marko Simic di Australia

Gusti Randa, pengacara Marko Simic, menjelaskan kronologi dugaan pelecehan yang dilakukan striker Persija Jakarta itu. Ia mengakui memang ada kontak fisik.

Simic diduga melakukan pelecehan terhadap seorang wanita berinisial RW dalam penerbangan menuju Sydney, Australia, 12 Februari 2019. Kejadiannya tepat menjelang laga Persija Jakarta menghadapi Newcastle Jets di Kualifikasi Liga Champions Asia (LCA).

Gusti Randa yang menjadi kuasa hukum Simic, menjelaskan kronologi kejadiannya. Menurutnya, Simic memang sempat melakukan kontak fisik kepada sang wanita, yang sebelumnya sempat lebih dulu berkenalan.

“Sebetulnya tidak sejauh itu, banyak beredar di luar-luar pelecehanya seperti apa, tidak. Jadi pada penerbangan GA0741 dari Bali ke Sydney dalam satu jam perjalanan, silahkan tanya ke Garuda apa masih dalam teritorial Indonesia. Simic duduk di kursi 37 perempuan itu ada di 39,” ujar Gusti.

“Row 37, 38, 39 memang sudah dibooking oleh Persija. Antara Simic dengan perempuan ini sudah saling kenal. Artinya kenal di atas pesawat, bukan ujug-ujug tidak kenal. Ada sedikit pegangan tangan, dipegang tangan perempaun itu, lalu merasa tidak suka. Lalu dipegang lagi pahanya, lalu tidak suka. Nah perempuan itu melaporkan kepada pramugara,” lanjut Gusti.

“Akhirnya, perempuan itu dipindahkan ke kursi no 21. Setelah itu sudah selesai masalahnya. Namun, perempuan itu merasa tidak safe takut digoda lagi, maka dia adukan kepada pramugara. Di dalam penerbangan itu ada beberapa tahapan peringatan kepada pessanger. Disebut ada Warning 1, Warning 2. Kalau Warning kedua tidak mau [diabaikan], akan diberikan final warning card,”

“Kalau itu sudah dikeluarkan, seseorang melakukan tindakan destruktif. Untuk Simic, dia hanya dikenakan Warning pertama, setelah itu manajer Persija dipanggil untuk menasehati Simic. Setelah itu Simic mengerti, lalu terjadilah komunikasi antara Simic, pramugara dan korban,”

Gusti menyebut Simic sempat meminta maaf. Tapi pihak penerbangan sudah lebih dulu mengeluarkan warning card.

“Akhirnya terjadi saling maaf dan Simic kembali ke kursinya. Nah, di sini ada miss link yang perlu saya kejar, kenapa kok tiba-tiba sebelum landing Simic dibacakan final warning card oleh pramugara. Karena Simic bangun tidur, dia bilang Oke saja, dia tidak tahu juga apa itu artinya,” lanjut Gusti.

“Karena itulah, form yang berwarna kuning itu, menjadi kesatuan dengan manifest pesawat sehingga ketika di terminal polisi langsung naik ke pesawat. Saya tahu seperti ini karena sudah bertemu dengan Garuda. Saya sudah bertemu dengan pramugaranya. Lalu, Garuda akan meberikan sebuah kronologis yang saya ceritakan tadi. Itu akan dijadikan bukti untuk persidangan Simic 9 April 2019,” tambah Gusti, yang juga anggota Exco PSSI itu.

Selanjutnya, Gusti mengaku harus menyiapkan seluruh berkas yang dibutuhkan dalam persidangan. Mulai dari paspor, tiket, dan kontrak kerja Persija. Dia berharap masalah ini bisa selesai.

“Nanti pengadilan ditanya Simic kamu ini orang mana? Kroasia, harus saya lampirkan paspornya. Eh simic, kamu naik Garuda itu punya tiket tidak? punya ini tiketnya. Eh Simic, lo di Indonesia itu ngapain? Kerja, ini kontrak kerjanya,” katanya.

Akibat kejadian itu, Simic masih tertahan di Australia dan belum pulang ke Indonesia. Ia harus menjalani persidangan pada 9 April di Pengadilan Negeri Downing Center. Persija pun tak bisa memainkannya minimal sampai bulan depan. [detik]