Mendapat penolakan warga, efektifkah si pembawa pesan untuk Jokowi?

Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Lukman Edy, mengaku melimpahkan kekuatan semua relawan, termasuk ‘Pembawa Pesan’, untuk kampanye dari pintu ke pintu (door to door).

Namun, uniknya pihaknya enggan menegaskan bahwa ‘Pembawa Pesan’ sebagai bagian dari TKN Jokowi-Ma’ruf.

Lukman mengatakan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menuntut setiap tim sukses paslon untuk melakukan kampanye dari pintu ke pintu. Bahwa, kampanye door to door dan kanvasing dilakukan selama enam bulan. Sementara, kampanye terbuka hanya 21 hari.

Lukman menjelaskan lamanya waktu kampanye tertutup bagian dari perubahan konsolidasi demokrasi masa lalu di mana kampanye terbuka lebih banyak dari kampanye tertutup.

“Kalau masa lalu itu lebih banyak diberikan ruang untuk kampanye terbuka seperti dangdutan, mengumpulkan orang banyak, sampai iring-iringan di jalan. Nah itu sudah ditinggalkan oleh UU Nomor 7/2017,” ujarnya dikutip dari cnnindonesia.com.

Ia juga menegaskan pihaknya tidak membagikan uang atau makanan ketika melakukan kampanye dari pintu ke pintu dan kanvasing. Ia berkata pihaknya hanya memberikan bahan kampanye yang diperbolehkan oleh UU, seperti kalender, stiker, sarung, jilbab, hingga kaos.

Bawaslu Tidak Melarang

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sendiri tidak mempermasalahkan pembagian bingkisan ‘Pembawa Pesan’ bergambar wajah pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Anggota Bawaslu Rahmat Bagja menyebut pembagian bingkisan itu tidak melanggar aturan kampanye.

“Tidak [melanggar], penyebaran bahan kampanye tidak melanggar. Sepanjang penyebaran bahan kampanye tidak fitnah kepada pasangan lain,” kata Bagja, Kamis (28/2).

“Pembawa Pesan itu silakan penyebaran bahan kampanye, door to door silakan. Tapi orang tidak boleh dipaksa untuk menerima. Lalu ngapain juga [orang yang tidak mau menerima] dicatat?” ucapnya seperti diberatakan cnnindonesia.com.

Mendapat Penolakan Warga

Dikutip dari cnnindonesia.com, Sukarti, warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, masih ingat betul kejadian Minggu (24/2) sore lalu. Seorang ibu paruh baya dengan membawa seorang anak berusia sekitar 10 tahun menyambangi satu per satu pintu shelter warga.

Ibu itu datang untuk membagikan kotak bertuliskan Pembawa Pesan. Kotak kardus itu bergambar wajah pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Di dalamnya diketahui berisi poster wajah Jokowi, stiker, kalender, alat tulis, dan buku tulis.

Namun, bingkisan itu ditolak mentah-mentah oleh warga Kampung Akuarium. Namun menurut Sukarti, ibu tersebut tak mau menyerah. Dia berkeras agar warga menerima paket itu.

“Pokoknya setiap pintu di-masukin, di-ketokin, tapi kan pada nolak terus enggak mau. Tapi ditaruh saja, dia maksa, ‘ambil aja enggak apa-apa masalah milih dari hati nurani masing-masing,’ dia bilang gitu,” kata Sukarti Rabu (27/2).

Ibu tersebut menurut Sukarti terus ngotot meski bingkisan yang dibawanya ditolak warga.

Ibu tersebut menurut Sukarti juga diam-diam ia mengambil foto menggunakan telepon selulernya. Sukarti menduga, dokumentasi foto tersebut sebagai bukti bahwa bingkisan sudah sampai ke tangan warga.

Selain menawarkan bingkisan, si ibu yang belum diketahui namanya itu juga meminta data kependudukan warga berupa fotokopi Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Alasannya, untuk pendataan warga Kampung Akuarium. Hal itu membuat penolakan makin keras dari warga.

Suasana semakin memanas, sempat terjadi adu mulut antara si ibu ‘pembawa pesan’ dan warga Kampung Akuarium karena si ibu terus memaksa paketnya diterima, sementara warga berkukuh menolak.

Si Pembawa Pesan di Sebut Sebagai Bentuk Kepanikan

Menanggapi si pembawa pesan.tim BPN Prabowo Sandi berpendapat bahwa langkah dari kubu capres petahana ini adalah bentuk kepanikan padahal banyak surveri yang menempatkan posisi capres petahana berada di atas capres penantang.

“Narasi yang dibangun oleh lembaga survei berbanding terbalik dengan fakta lapangan. Jokowi terlihat panik,” kata juru bicara BPN, Andre Rosiade, dalam konferensi pers hasil survei Cyrus Network di Akmani Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (28/2). dikutip dari rmol.com.

Ia melanjutkan, tim pemenangan Jokowi-Maruf Amin tentu tak perlu repot mengerahkan “pembawa pesan” yang membagikan bahan pokok dan hadiah lain ke rumah-rumah warga, bila hasil survei sesuai kondisi riil.