News  

Soal Larangan Jilbab Pramugari Garuda Indonesia, Wapres RI KH Ma’ruf Amin: Aneh! Perlu Dicek

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengaku terkejut adanya informasi yang menyebutkan maskapai Garuda Indonesia diduga mempunyai aturan yang tidak memperbolehkan pramugarinya memakai jilbab. Ma’ruf mengatakan, seharusnya saat ini tidak ada pihak yang melarang pemakaian jilbab.

“Saya kira perlu dicek. Sekarang ini enggak ada larangan berjilbab, itu enggak ada,” kata Ma’ruf di Yogyakarta, Sabtu (4/2).

Ma’ruf bahkan menyebut prajurit perempuan di kepolisian diperbolehkan memakai jilbab. Sehingga aturan yang ada di Garuda Indonesia itu dinilai aneh.

“Jadi kalau ada larangan berjilbab agak aneh. Perlu dicek lagi. Perlu diteliti itu,” pungkasnya.
Politisi Gerindra Andre Rosiade Soroti Larangan Pramugari Pakai Jilbab

Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR Fraksi Gerindra Andre Rosiade menyoroti aturan berpakaian busana muslim bagi awak kabin atau pramugari Garuda Indonesia. Andre menyayangkan belum ada aturan yang mengakomodir pramugari yang memakai jilbab secara permanen.

“Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Islam. Kita lihat di berbagai maskapai yang ada, sudah banyak pramugari yang berjilbab. Bahkan di Citilink sudah ada yang berjilbab.

Tapi di Garuda masih ada aturan yang melarang pramugari-pramugarinya untuk menggunakan busana muslim berjilbab untuk menutup aurat,” kata Andre dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dirut PT Garuda Indonesia di Kompleks Parlemen, Jakarta, 5 Desember 2022.

Andre mengatakan adanya aturan maskapai yang membatasi pramugari memakai jilbab menimbulkan resah. Sebab di kehidupan sehari-hari, diluar tugas sebagai awak kabin, para pramugari tersebut menutup auratnya dengan berjilbab.

Karena itu, Andre meminta Dirut PT Garuda Indonesia beserta jajarannya segera mengevaluasi peraturan tersebut.
“Saya mengusulkan kepada Garuda, meski Gerindra bukan partai Islam tapi Gerindra memahami aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Kami ingin memperjuangkan, meminta Pak Dirut beserta jajaran untuk mengevaluasi aturan bagaimana tata cara berpakaian busana muslim bagi awak kabin yang ingin melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam menutup aurat dengan memakai jilbab,” ujar Andre.

“Citilink bisa, kenapa Garuda tidak. Maskapai swasta yang lain juga bisa, kenapa Garuda tidak. Tinggal kebijakan Pak Dirut dan jajarannya. Itu aspirasi dari umat Islam yang ada di Garuda,” pungkasnya.
Belum ada pernyataan dari Garuda Indonesia mengenai hal tersebut.(Sumber)